MEDIA LINGKAR INDONESIA TOKYO – Ganda putri bulu tangkis Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasil meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Mereka menang dua set dengan mengalahkan lawannya Chen Qing Chen/Jia Yi Fan asal Tiongkok.

Keberhasilan ini, menjadi kado emas bagi Indonesia dalam menyambut hari jadi ke 76 pada 17 Agustus nanti. “Kemenangan ini menjadi kado ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Selamat dan terima kasih, Greysia/Apriyani,” katanya presiden Joko Widodo lewat akun Instagram miliknya @jokowi, Senin (2/8).

Jokowi juga langsung melakukan video call dengan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu,Jokowi mengucapkan selamat atas pasangan tersebut yang telah unggul dari ganda asal Tiongkok Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.

“Terima kasih. Selamat sore, Greys dan Apri. Saya mewakili seluruh rakyat Indonesia mengucapkan selamat atas keberhasilan emasnya ,” ungkapnya Jokowi di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (2/8).

“Sekali lagi selamat atas keberhasilan mempertahankan tradisi emas Olimpiade bagi Indonesia. Saya betul-betul seneng banget, dan saya tunggu di Istana Nanti ” tambahnya.

Keberhasilan Greysia Polii/Apriyani Rahayu merebut emas bulutangkis ganda putri Olimpiade 2020 membuat Indonesia mencetak sejarah baru. RI kini menjadi negara kedua yang telah memiliki emas Olimpiade di semua nomor bulutangkis, setelah China.

Medali ini merupakan emas pertama Indonesia di nomor ganda putri, setelah dalam tujuh edisi sebelumnya sejak bulutangkis pertama kali ditandingkan di Olimpiade, Indonesia belum pernah mengirimkan wakil ke final ganda putri.

Di nomor tunggal putri, satu-satunya emas yang direbut Indonesia terjadi di Olimpiade 1992 lewat tangan Susi Susanti.Sementara di tunggal putra, Indonesia menggondol dua kali emas, yaitu lewat Alan Budikusuma di Olimpiade 1992, dan Taufik Hidayat di Athena, 12 tahun kemudian.

Di Olimpiade lima tahun lalu di Rio De Janeiro, Indonesia untuk kali pertama merebut emas ganda campuran lewat tangan Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad.Nomor ganda putra mendulang emas terbanyak untuk Indonesia dengan 3 emas, yaitu Ricky Subagja/Rexy Mainaky pada 1996, Tony Gunawan/Candra Wijaya di Olimpiade 2000 dan terakhir Hendra Setiawan/Markis Kido di 2008.

Secara keseluruhan, Indonesia telah meraih delapan emas di Olimpiade, terbanyak kedua setelah China yang mendulang 20 emas.Dari 20 emas, China memiliki 5 di tunggal putra, 5 di tunggal putri, 2 di ganda putra, 5 di ganda putri, dan 4 di ganda campuran.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan bahwa ini adalah sejarah bagi bulutangkis Indonesia. Ini pertama kalinya ganda putri mendapatkan raihan medali emas di olimpiade.

“Saya merasa bersyukur atas pencapaian ganda putri bulu tangkis Indonesia di Olimpiade Tokyo dengan torehan medali emas yang merupakan pertama dalam sejarah keikutsertaan kita di olimpiade,” terang dia kepada wartawan, Senin (2/8).

Melihat pertandingan tersebut, Menpora mengaku senang, khususnya ketika Greysia/Apriyani mampu tampil dengan tenang. Di mana memang pasangan asal Indonesia ini tidak diunggulkan untuk menang.

“Yang saya senang itu mereka bermain lepas tanpa beban, mungkin karena sejak awal mereka tidak diunggulkan jadi tekanannya berkurang. Berbeda dengan lawannya dari Tiongkok yang sudah diunggulkan sejak awal, pasti memikul beban berat,” kata dia.

Seusai pertandingan, Greysia/Apriyani mengutarakan bahwa mereka tak menyangka bisa menjadi juara Olimpiade Tokyo lewat duel sengit tersebut. Greysia/Apriyani juga sempat dibuat semakin berdebar menyusul challenge yang diajukan Chen/Jia pada poin penentuan gim kedua.

“Saya tidak percaya ketika shuttlecock out dan menjadi poin bagi kami pada akhir gim kedua,” ujar Greysia Polii dalam rilis NOC Indonesia

“Sejujurnya saya masih tak menyangka menjadi juara Olimpiade. Kami hanya mencoba menang poin demi poin.Kami memang ingin membuat sejarah bagi bulu tangkis, sejarah untuk indonesia.” tambah Greysia.

Sementara itu terpisah, Kesatuan Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bekasi memuji pelatih ganda putri Indonesia Eng Hian. Lewat tangan dingin pria yang menjabat sebagai Pembina Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kabupaten Bekasi ini, mampu mengantarkan pasangan ganda putri meraih medali emas.

Ketua Koni Kabupaten Bekasi Reza lutfi mengungkapkan, kemenangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu merupakan hasil kerja keras dan latihan yang sudah dipersiapkan pelatih.

“Ini adalah kecerdasan seorang pelatih memasangkan Grace dan Apriyani selama 7 tahun, dibalik suksesnya mereka (Grace dan Apriyani) ada pelatih luar biasa. Bravo Indonesia, terima kasih coach Eng Hian, dibawah tangan dingin anda, medali emas kita bawa,” ujarnya.

Kata dia, pelatih Eng Hian juga menjadi pengurus di PBSI Kabupaten Bekasi (Dewan Pembina). Nama besarnya dan prestasinya, tentu akan menjadikan atlet bulu tangkis Kabupaten Bekasi mampi berkancah dan berprestasi di turnamen dunia.

“Nama besar dan prestasi Eng Hian sudah tidak perlu diperdebatkan. Ini menjadi semangat kami (Koni) dan PBSI Kabupaten Bekasi untuk mencetak atlet dunia,” ungkapnya. (AL)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan