Lingkar Media. UNISMA yang berdiri pada tahun 1982 adalah kampus tertua di Bekasi, nyaris sederap dengan tumbuh bangunnya Bekasi sebagai daerah administratif di wilayah Provinsi Jawa Barat.

UNISMA lahir demi membangun dan menumbuhkan Bekasi sebagai suatu daerah administratif, mantan Abdul Fatah Bupati Bekasi  Dan Ahmad Baidowi ketua DPRD Bekasi menegaskan bahwa perlunya peningkatan kapasitas dan kualitas intelektual pegawai pemerintah daerah, maka dibentuklah Akademi Pemerintahan Desa (APD).

“Ulama dan Umaro bertemu demi membangun pemerintahan Bekasi, dengan UNISMA. “Ujar H.Syahroni Alumni UNISMA Angkatan 96 yang juga menjabat sebagai Sekretaris Camat (Sekcam) Jatiasih.

H. Syahroni menuturkan bahwa kebijakan menjual UNISMA adalah kebijakan komersialisasi semata “Tak ada satupun alumni UNISMA yang setuju UNISMA dijual ke Muhammadiyah” ujarnya dalam pertemuan informal lingkar media

UNISMA tidak bisa di lepaskan dari tumbuh dan bangunnya Bekasi, dan Yayasan Pendidikan Islam “45 (YPI’45) sepeninggalan H. Abdul Fattah seperti kehilangan nilai Filosofis itu

YPI ’45 menganggap tanggung jawab pendidikan hanya untuk sebasar Saham.

UNISMA di Jual.

Berdasarkan penelahaan tayangan TVMu, YPI’45 seperti menghiba menawarkan aset UNISMA nya kepada Muhammadiyah. Muhammadiyah setuju dan ke depan Management pengelolaan ada di tangan Muhammadiyah. Unisma dalam hal ini YPI’45 hanya menganggap Civitas akademika hanya semata-mata harta warisan H.Abdul Fatah. Kemudian segera di bagi-bagi.

“Mahasiswa akan terus melawan saat rumahnya sendiri dikangkangi oleh Penghisapan, Kapitalisme. UUD 1945 mengajarkan Cita-Cita mencerdakan Kehidupan Bangsa dan Ikut terlibat dalam perdamaian abadi. Jika UNISMA hanya jadi komoditas komersialisasi maka sejatinya UNISMA sedang mengkhianati Pembukaan UUD 1945 “Ujar Fakhri Muhamad mantan ketua senat Fisip UNISMA tahun 2018-2019.

“Kami akan terus berjuang” tutup nya. (Hz)

 

Bagikan:

Tinggalkan Balasan