Pusdiklat Prawita GENPPARI Gelar Pelatihan 1 hari :

Dasar Pemikiran

Terkadang kita ketemu dengan seseorang yang sudah sukses dan tampak sangat menikmati hidup. Namun, siapa sangka di balik kesuksesannya, ada tekanan nyata atau segudang masalah yang tersembunyi di atas pundaknya, namun ia tetap selalu terlihat rapi. Kondisi inilah yang disebut dengan Duck Syndrome atau sindrom bebek. Istilahnya mirip dengan bebek yang berenang seolah-olah sangat tenang, tetapi kakinya berusaha bergerak agar tubuhnya bisa tetap berada di atas permukaan air. Disanalah orang – orang selalu terlihat senyum bahagia bahkan terbahak – bahak, padahal disaat yang sama hatinya merintih sakit dan kecewa.

Hal ini dikaitkan dengan kondisi di mana seseorang yang tampak tenang dan baik-baik saja, padahal sebenarnya mengalami banyak tekanan, beban, dan kepanikan dalam mencapai tuntutan hidupnya tersebut, misalnya ingin terlihat sukses, ingin terlihat bahagia, ingin terlihat rukun karena ekspektasi lingkungan dan lain – lain, padahal hati dan jiwanya tidak seindah yang tampak dari luar. Istilah duck syndrome tidak secara formal masuk dalam kategori penyakit ganguan mental tertentu, tetapi bentuk perasaan susah payah dalam mempertahankan sikap tenang dan terlihat bahagia secara eksternal sekaligus memenuhi tuntutan hidup adalah sesuatu yang nyata dan banyak dialami oleh orang – orang tertentu.

Tujuan

Pelatihan ini diselengarakan dengan tujuan untuk membekali para peserta dengan pengetahuan dan wawasan tentang Duck Syndrome dan cara menghadapinya agar tidak menjadi tekanan psikologis yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik. Belajar untuk berhenti dari kepura – puraan dan berdiri tegar untuk menjawab realita secara jujur.

Subjek Pembahasan

– Pengertian Duck Syndrome

– Gejala Duck Syndrome

  1. Merasa kewalahan dengan situasi
  2. Kesulitan menenangkan pikiran
  3. Merasa bersalah pada diri sendiri dan merasa kesepian
  4. Cenderung membandingkan diri dengan orang lain
  5. Merasa grogi
  6. Merasa tidak memiliki energi, lemas, susah tidur, otot tegang, dan mudah mimisan
  7. Merasa khawatir secara terus menerus, pelupa, dan susah fokus
  8. Perubahan kebiasaan, seperti selera makan, konsumsi alkohol berlebih dan sebagainya

– Penyebab Duck Syndrome

  1. Ekspektasi yang terlalu tinggi dari keluarga dan teman
  2. Pola asuh helikopter
  3. Pengaruh media sosial
  4. Perfeksionisme
  5. Pernah mengalami peristiwa traumatik
  6. Self-esteem yang rendah

– Cara Mengatasi Duck Syndrome

Informasi lebih lanjut terkait pelatihan ini dapat menghubungi :

– Bu Ria : 0813-9555-2289

– Bu Ines : 0813-2498-5928. (MLI).

Bagikan:

Tinggalkan Balasan