MEDIA LINGKAR INDONESIA – Kepemimpinan menjadi sangat fundamental dalam suatu organisasi publik maupun private. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Syafrudin, Pemerhati Politik, Sosial dan Ekonomi Daerah.

Syafrudin menjelaskan, merangkak dimulai dari pimpinan DPRD, Wali Kota, Wakil Wali Kota hingga dua periode menjadi Wali Kota Bekasi.

“Partai Golkar Kota Bekasi menjadi primadona dalam kontestasi politik di Kota Bekasi, tentunya dengan kepiawaiannya Rahmat Effendi dalam menahkodai Partai Pohon Beringin Kuning. Semenjak dipimpin Rahmat Effendi, Partai Golkar Kota Bekasi menjadi parpol yang diunggulkan dalam peta politik di Kota Bekasi, bahkan di tingkat nasional sudah begitu banyak mewarnai. Perjuangan seorang Dr. Rahmat Effendi, membangun Partainya bersama para kadernya, sangat sulit dan panjang,” papar Syafrudin kepada medialingkar.com, Selasa (11/8/2020) malam.

Diawal era reformasi, sambung Syafrudin, dimana kebanyakan orang takut masuk menjadi Kader Partai Golkar apalagi untuk membangun dan membesarkan Partai,  dimana saat itu sangat kental Golkar adalah Orba. Dengan tekad yang kuat  dan semangat ikhtiar yang tak pernah runtuh, Partai Golkar Kota Bekasi saat ini menjadi partai yang memiliki magnet tersendiri bagi parpol dan/atau masyarakat di Kota Bekasi.

“Tiga tahun dalam menghadapi kontestasi politik Partai Pohon Beringin Kota Bekasi perolehan kursi parlemen, sangat stabil. Pemilu Tahun 2009, Partai Golkar Kota Bekasi memperoleh 6 kursi, di tahun 2014 meningkat sebanyak 8 kursi, dan Tahun 2019 tetap 8 kursi,” ujarnya.

Dalam 2 Pemilu, lanjut Syafrudin, berhasil meraih 8 kursi dan itu menjadi prestasi, di Pemilu 2019 masih dalam 5 besar bagi Golkar Kabupaten/Kota se Jawa Barat, yang bersaing dengan latar belakang jumlah oemilih, karakteristik pemilih dan demografi. Ditambah lagi mampu meraih dan mempetahankan kursi Wali Kota, seharusnya itu menjadi anugerah yang sangat patut disyukuri oleh para kader partainya.

“Prestasi yang diraih Partai Golkar di Kota Bekasi, bukan semata-mata karena kemampuan personal seorang Rahmat Effendi. Akan tetapi karena kader Golkar yang dipimpin Rahmat Effendi sudah matang berpolitik, hal ini tentunya pria sapa Bang Pepen dalam proses kaderisasi berjalan dengan maksimal. Insting politik menjadi modal utama Bang Pepen memimpin Partai Golkar di Kota Bekasi,” ujarnya.

Proses kaderisasi yang matang, kata Syafrudin, membuahkan hasil (Prestasi), tanpa proses tidak akan ada Prestasi. Gaya kepemimpinan beliau cukup visioner dalam melihat beberapa kemungkinan mencapai tujuan Partai, sehingga Golkar di Kota Bekasi masih tegak lurus dan menghormati keputusan Partainya.

“Banyak kecaman jelang Musda V saat ini, semakin terlihat jelas siapa diantara kader partai yang justru lebih mementingkan hasrat politiknya daripada kepentingan partai kedepan. Menjadi kompetitor bukan berarti menghilangkan etika politik, sehingga diharapkan tetap terjaga loyalitas dan Integritas kader serta Partai yang memiliki magnet bagi Partai politik lainnya, terutama di Kota Bekasi,” ungkapnya.

Menurut Syafrudin, regenerasi kepemimpinan di Partai Golkar Kota Bekasi dalam Musda V tahun ini, menjadi sangat dinamis. Melihat dinamika yang terjadi diantara bakal calon Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi, cenderung destruktif.

“Oligarki tidak diharamkan dalam sebuah demokrasi, sepanjang ditempuh prosesnya. Kekuatan Oligarki akan semakin kuat jika dihadapkan dengan pertentangan yang jauh dari etika maupun estetika berpartai politik,” pungkas Syafrudin dengan tegas.(GI)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan