Oleh : Hasprabu

Dahulu, setelah ditempatkan disebuah tanah gersang, Nenek Siti Hajar dan bayinya​, Ismail, ditinggalkan Eyang Ibrahim. Hanya berdua. Seorang ibu dan bayi kecilnya​. Tak terbayangkan kerja keras dan letihnya menjalani hidup di tempat seperti itu, Lembah Bakkah, padang pasir nan terik.

Kelak, atas kepatuhan hamba Allah teladan zaman itu, Bakkah menjadi tempat penuh berkah. Makkah Al Mukaromah. Baitullah Ka’bah.

Wangsa Pandawa. Akibat dicurangi Wangsa Kurawa, mereka harus rela meninggalkan negeri tercinta. Astinapura. Membabat hutan rimba yang penuh makhluk berbahaya, menjadi negara baru.

Dengan segala kerja kerasnya, akhirnya hutan belantara itu menjadi Negeri Amarta. Negeri yang Panjang Punjung Pasir Wukir, Gemah Ripah Loh jinawi. Tata Tentrem Kerta Raharja, Repeh Rapih, Wibawa Mukti..

Dalam pertempuran besar Baratayudha Jayabinangun di Padang Kuruksetra, akhirnya Pandawa kembali mendapatkan negeri yang telah ditinggalkannya itu. Wangsa Kurawa musnah.

Penyu laut, setelah bertelur di pantai, telurnya ditutup pasir dan dedaunan. Lalu ditinggalkan begitu saja. Hanya menjalankan kepatuhan dan kepasrahan kepada Sang Pencipta Kehidupan. Setelah sekian waktu, tanpa ditunggu, telur itu menetas sendiri. Awal perjuangan dimulai.

Ratusan anak penyu berbondong​ menuju laut. Mencari kehidupan sendiri. Ada yang selamat hingga dewasa. Banyak pula yang tewas diantara ganasnya penghuni samudera. Takdir.

Transmigrasi. Jika ingin mulia, sebagian hidupnya juga melalui kisah berliku seperti ini. (*).

 

Bagikan:

Tinggalkan Balasan