MLINGKAR, Bekasi – Giat Dede Farhan Aulawi sebagai narasumber Pra Seminar PKB Kejuangan Pasis Seskoau Angkatan ke-61 TP 2024 di Seskoau Lembang pada hari Senin, tanggal 20 Mei 2024. Kegiatan diikuti oleh 240 peserta yang terdiri dari Pati 3 orang, Pejabat dan Dosfun Seskoau 77 orang, dan Perwira Siswa sebanyak 160 orang. Termasuk 9 orang Perwira Siswa Mancanegara.
Judul pemaparan yang disampaikan kali ini adalah “KERANGKA PEMIKIRAN STRATEGIS DALAM PENGUATAN SINERGITAS TNI – POLRI” dalam Pembinaan Potensi Wilayah Pertahanan Aspek Kedirgantaraan guna Mewujudkan Pertahanan dan Keamanan yang Tangguh Menuju Indonesia Maju.
Disamping membahas Dinamika Tantangan Tugas dan Posisi Strategis Indonesia ditinjau dalam berbagai perspektif, juga membahas masukan – masukan yang ada dalam pemikiran para Pasis yang sebelumnya pernah diberikan dalam bentuk penugasan karya tulis opini baru (new idea). Termasuk di dalamnya kerangka pemikiran, format dan model pembinaan potensi dirgantara. Semua kerangka masukan pada akhirnya akan mengerucut pada sebuah muara pemikiran bahwa Soliditas dan Sinergitas TNI – POLRI sesuatu yang bersifat MUTLAK. Bukan sebuah pilihan, tetapi harus diwujudkan dan menjadi komitmen bersama untuk Indonesia tercinta.
Disinilah perlunya peningkatan mutu peran pembinaan teritorial, termasuk pembinaan potensi dirgantara sebagai pelaksanaan tugas pokok TNI Angkatan Udara. Pembinaan Potensi Dirgantara (Binpotdirga) sangat diperlukan dalam mendukung pelaksanaan tugas di tiap-tiap pangkalan udara sesuai dengan potensi yang ada di wilayah masing-masing. Merujuk pada beberapa penelitian terkait dengan hal tersebut, menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara pembinaan potensi kedirgantaraan terhadap Ketahanan Wilayah Matra Udara.
Pembinaan potensi kedirgantaraan merupakan sarana yang penting dalam rangka menyiapkan potensi wilayah kedirgantaraan yang tangguh. Masyarakat sekitar pangkalan udara harus memiliki sikap dan perilaku yang positif dalam mendukung keberadaan Pangkalan TNI AU. Dalam pembinaan teritorial, wilayah yang masuk dalam sasaran adalah sejauh 15 Km dari Runway. Dimana radius ini juga masih dalam wilayah Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) yang harus selalu diperhatikan baik untuk keselamatan masyarakat maupun operasi penerbangan di masa damai, juga kawasan yang akan terdampak pada saat terjadi peperangan.
Juga disinggung terkait tugas-tugas perbatasan wilayah yang harus dicermati guna memastikan tidak terganggunya kedaulatan wilayah di seluruh Indonesia, termasuk kedaulatan wilayah udaranya. Misalnya perkembangan perundingan perbatasan wilayah udara, seperti di Wilayah Natuna dan Singapura terkait dengan FIR (Flight Information Region) serta pengetahuan tentang konsep ADIZ (Air Defence Identification Zone) Indonesia ke depan.
Tantangan berikutnya terkait dengan kemampuan adaptasi dengan berbagai perkembangan, baik perkembangan teknologi maupun situasi sosial kemasyarakan yang sifatnya sangat dinamis. Respon cepat dalam peningkatan kapasitas dan kapabilitas merupakan kondisi juang yang harus dimiliki oleh setiap insan prajurit dan insan bhayangkara sejati.(MLI)