Oleh : Imam Trikarsohadi
Dalam kapasitas sebagai Koordinator Presidium (Koorpres) Relawan Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) DPW Jawa Barat, selama dua hari; Sabtu – Minggu ( 21 – 22 Januari 2023), saya membersamai kunjungan Calon Presiden 2024, Anies Rasyid Baswedan memenuhi undangan aspirasi masyarakat Bekasi, Karawang dan Bandung. Ada juga agenda pelantikan Relawan Anies DPD Kabupaten Sukabumi di hari Sabtu.
Maka, setelah berkoordinasi dan berbagi tugas sejak beberapa hari sebelumnya dengan Ketua Relawan Anies DPD Kota/Kabupaten Bekasi, Karawang dan Ketum Dunsanak, untuk hari Sabtu saya memutuskan bertolak ke Sukabumi membersamai Koorpres DPP Relawan Anies, La Ode Basyir guna melantik kepengurusan Relawan Anies DPD Sukabumi.
Di Sukabumi, saya mendapati sebuah suasana yang eksotik. Tempat acara pelantikan dipenuhi masyarakat dari berbagai kalangan. Tanya punya tanya, mereka datang dari berbagai pelosok Kabupaten Sukabumi. Ada begitu banyak pasukan ibu-ibu yang demikian antusias dan penuh semangat.
Sementara itu, berdasarkan laporan yang masuk, suasana lebih histeria terjadi di Bekasi dan Karawang, lautan manusia menyambut kedatangan Anies Baswedan di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Bahkan, ada begitu banyak warga, simpatisan dan relawan yang menyertainya hingga Karawang. Dan, suasana di Karawang pu menjadi gegap gempita.
Sementara itu saya dan La Ode Basyir, usai acara di Sukabumi langsung bertolak ke Bandung sekitar Pukul. 17.00 Wib, karena pukul 20.00 Wib dijadwalkan bersua Anies Baswedan di Newmont Hotel, Bandung.
Sampai di lokasi, suasana tak kalah gegap gempita, dijalan-jalan, area luar gedung, dan di dalam gedung dipenuhi warga masyarakat, simpatisan serta para simpul Relawan Anies. Meski kedatangan Anies Baswedan tertunda hingga lebih dari Pukul 23.00 Wib, mereka tetap bertahan dengan penuh gairah.
Esoknya, Minggu 22 Januari 2023 di Stadion Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, saya mendapati sebuah suasana penuh cinta dari puluhan ribu masyarakat, simpatisan dan berbagai simpul Relawan Anies.
Menyaksikan fenomena sukarela dari masyarakat dan Relawan Anies, saya seperti mendapati penandasan ihwal peran relawan dalam konstelasi politik Indonesia menjelang pemilu dan pilres 2024, bahwa mereka memang telah menjadi pilar utama pelembagaan demokrasi.
Ada ratusan Relawan Anies yang bergerak terstruktur hingga berjejaring hingga ke seluruh Provinsi di Indonesia dan luar negeri seperti Relawan Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) misalnya, tapi banyak pula relawan — dengan cara masing-masing, bergerak tanpa koordinasi dan terstruktur, tetapi dapat bergerak sendiri untuk mendukung calon presiden pilihannya.
Maka, di Jalak Harpat, saya mulai menyadari sepenunya bahwa relawan Anies Baswedan, telah mampu membangun pelembagaan budaya partisipatif.
Relawan politik dalam konteks dinamika politik Indonesia – setidaknya dari Relawan Anies Baswedan yang saya kenali, juga dapat dikategorikan sebagai new social movement yang dihuni oleh kelas menengah. Kehadiran new social movement, yang bersamaan dengan kehadiran politik media sosial dapat dilihat sebagai bagian popular culture yang menitikberatkan pada penokohan.
Budaya populer dalam lanskap sosial politik Indonesia merupakan arena pertentangan representasi dan rekognisi terhadap satu tokoh tertentu. Peran, figur dapat menjadi sebuah biopolitik publik berwatak konfliktual sekaligus menjadi afiliasitas publik.
Fenomena ini menunjukkan tengah terjadi peningkatan partisipasi gerakan sosial, meskipun pada realitasnya masih terbatas dan terfragmentasi. Namun apapun itu, relawan telah melahirkan bahwa partisipasi politik rakyat adalah kegembiraan spontan yang bisa menjebol dan membangun rajutan solidaritas tanpa pamrih. Relawan juga terbukti mampu meningkatkan partisipasi publik.
Gejala peningkatan partisipasi publik semenjak kehadiran relawan politik dapat menandai skema baru meningkatnya partisipasi publik yang pada dasarnya merupakan bagian partisipasi pada umumnya.
Jadi, apa pun pilihannya, kehadiran relawan dalam demokrasi di Indonesia telah memberi sumbangsih akan meningkatkan partisipasi rakyat dalam kontestasi presidensial.
Fenomena ini mengkonfirmasi bahwa partisipasi warga negara adalah jantung demokrasi. Artinya, dengan segala plus-minusnya, relawan politik mampu membangkitkan semangat demokrasi di negeri ini, yang sudah mulai mengarah kewujud inti dari demokrasi atau demokrasi ideal.
Inilah dimensi riil demokrasi kerakyataan yang berproses dan bergerak dari bawah ke atas. Bukan sebaliknya, yakni demokrasi elitis yang hanya dimonopoli oleh sebagian elite politik sebagai pelaku utama.
Wujud partisipasi politik lain yang dilahirkan oleh relawan politik dimanifestasikan saat memberikan suara. (Penulis adalah Koorpes Relawan ANIES DPW Jawa Barat).