Oleh : Ir. Sunu Pramono Budi.MM
Saya bukan membahas tentang salah satu jabatan di Mabes TNI atau di Makodam, Asisten Operasi (Asop). Tetapi ASOP disini singkatan Agama, Suku, dan Orientasi Politik. Kata lain dari penjelasan tentang SARA. Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan.
Agama. Ini hidayah Sang Maha Pencipta. Tingkatan pemeluknya ada yang sangat fanatik, fanatik, biasa, cuek, dan mengingkari. Dari yang sangat ekstrim radikal, hingga sekedar kedok. Semasa masih hidup, setiap orang bisa saja berubah keyakinan dan agamanya.
Suku. Ini takdir yang tak bisa ditolak. Tak bisa pilih-pilih. Tak bisa “gonta-ganti.” Tingkatannya ada yang sangat fanatik suku, hingga yang acuh tak peduli. Bedanya dengan agama, setiap orang bisa saja berubah keyakinan agamanya. Tetapi suku, tidak bisa orang yang ingin ganti suku, kemudian otomatis berubah kesukuannya. Misalnya, seorang dari suku di Sumatera ingin menjadi suku di Jawa, atau sebaliknya. Karena lahir di Jawa, mungkin saja cara bicara, bahasa, dan sikapnya seperti suku Jawa. Tetapi “darah sukunya” tidak berubah. Pun sebaliknya.
Orientasi politik. Nah, ini fenomena menarik. Walaupun sangat cair dan rentan berubah orientasi pilihan politik, tetapi anehnya ada yang sangat fanatik. Awalnya saat masih satu partai, membela mati-matian. Tetapi ketika kecewa dengan partai atau pimpinannya, serta merta berubah. Ada yang ganti baju. Ada yang membuat tandingan. Bisa seketika fanatiknya hilang. Yang tadinya penuh puja puji, seketika berubah caci maki. Dilapisan penggembira, yang tadinya kompak, diajak ngopi “mlengos” tak mau lagi.
Realita ini yang sering kita jumpai. Terlebih menjelang pemilu. Suhu politik serasa panas. Padahal ditakdirkan Indonesia ini negara dengan aneka ragam agama, suku, bahasa, dan budaya.
Semoga warga dan politikus PATRI kian cerdas dan lapang hati menyikapi realitas ini. Tugas berat dan mulia kita semua.