LINGKAR INDONESIA (Jakarta) – Presiden Joko widodo Jokowi menyatakan dengan tugasnya, Polri setiap saat bersentuhan dengan rakyat, namun di saat yang sama, Polri juga diawasi oleh rakyat.
Presiden juga menyampaikan sejumlah pesan khusus kepada seluruh jajaran Polri bertepatan dengan peringatan HUT ke-77 Bhayangkara yang diselenggarakan di Stadion Gelora Bung Karno, pada Sabtu (1/7/2023).
Jokowi yang juga menjadi Inspektur Upacara meminta agar Korps Bhayangkara dapat terus membenahi diri demi memperbaiki tingkat kepercayaan publik.
Selain itu, Jokowi juga memerintahkan agar tidak ada lagi blok atau kultur yang mengutamakan patron tertentu yang diikuti oleh jajaran internal kepolisian.
Berikut amanat lengkap Presiden Joko Widodo pada peringatan Hari Bhayangkara ke-77:
Salam Presisi. Salam Presisi. Salam Presisi. Kepada keluarga besar Kepolisian Republik Indonesia pertama-tama saya mengucapkan selamat Hari Bhayangkara ke-77. Selamat menjalankan amanah mulia untuk mengabdi pada rakyat, bangsa dan negara.
Setiap saat anggota Polri bersentuhan dengan rakyat melindungi masyarakat mengayomi masyarakat dan melayani masyarakat. Tapi di saat yang sama Polri juga diawasi oleh rakyat, hati-hati.
Sekarang ini segala sesuatu bisa direkam, bisa disebarluaskan, gerak gerik Polri sekecil apapun tidak bisa ditutup-tutupi lagi, sehingga kepercayaan pada Polri akan selalu diuji. Seberapa tinggi tingkat kepercayaan rakyat, seberapa tinggi kepuasan rakyat, itu menjadi hal yang penting.
Dan saya senang kepercayaan rakyat terhadap Polri sudah naik dari 60 persen menjadi di atas 70 persen. Ini perkembangan baik tapi masih harus terus ditingkatkan Polri harus terus memperbaiki diri berbenah diri, melakukan reformasi reformasi di segala lininya.
Keluarga Bhayangkara yang saya hormati dan saya banggakan. Semua program pemerintah butuh dukungan Polri sehingga saya perlu tekankan, saya perlu tekankan, kewenangan Polri itu besar, kekuatan Polri itu juga besar ini harus digunakan secara benar.
Jangan ada yang disalahgunakan. Jangan ada lagi persepsi hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Masyarakat membutuhkan rasa aman masyarakat membutuhkan rasa keadilan masyarakat membutuhkan rasa diayomi.
Saya minta Polri jangan abaikan ini. Polri harus mampu memberikan kepastian perlindungan Polri harus mampu memberikan kepastian hukum, Polri harus mampu memberikan kepastian bagi para masyarakat dan para pengusaha.
Tantangan Polri ke depan memang semakin berat tidak semakin ringan masalah Kamtibmas harus dikawal ketat, penanganan isu-isu harus dikawal cepat, program prioritas nasional dan pembangunan ibu kota nusantara harus dikawal secara serius. Kualitas pelayanan harus ditingkatkan, kejahatan dengan teknologi canggih harus diantisipasi.
Semua ini butuh kesigapan dan kecepatan, butuh penguasaan teknologi dan inovasi, butuh komunikasi publik yang baik.
Keluarga Bhayangkara yang saya banggakan, institusi polri itu ibarat sapu lidi, masing-masing lidi harus bersih masing-masing lidi harus lurus, masing-masing lidi harus kuat, yang harus diikat dengan semangat kesatuan dan sinergitas.
Tidak boleh lagi ada blok-blokan, tidak boleh ada lagi patron-patronan, kualitas SDM harus dijaga sejak rekrutmen. Sistem promosi harus diperbaiki, sistem pengawasan harus diperketat, sistem pendisiplinan harus diperkuat.
Memang tidak biasa tadi dalam pemeriksaan pasukan biasanya naik mobil tadi pemeriksaan dilakukan dengan berjalan. Memang cukup jauh, tapi saya masih kuat karena saya tahu rumput stadion GBK tidak boleh rusak jadi kalau mau pakai mobil pasti rumputnya akan rusak. Jadi sudah betul tadi.
Terakhir, jadilah Bhayangkara sejati yang mengabdi tanpa henti kepada masyarakat bangsa dan negara untuk kemajuan Indonesia. Dirgahayu Kepolisian Negara Republik Indonesia. (MLI).