LINGKAR INDONESIA (Turki) – Ketum DPP PRAWITA GENPPARI, Dede Farhan Aulawi mengatakan, turki termasuk salah satu negara yang kaya dengan peradaban dan sejarah masa lalu, sehingga tidak heran jika jutaan orang wisatawan mancanegara datang setiap tahunnya.
Untuk itulah, lanjut Dede, PRAWITA GENPPARI sengaja datang untuk mempelajari tata kelola spot wisata yang berbasis sejarah.
“Salah satu spot wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi di kota Istanbul Turki adalah Masjid Biru atau Blue Mousque dan mesjid Hagia Sophia,” kata Dede dari di Istanbul, Turki, Kamis (3/11/2022).
Menurutnya, mesjid Biru merupakan bangunan ikonik dengan arsitektur megah yang memiliki menara-menara tinggi dan kubah raksasa. Tempat ibadah umat Islam itu didesain oleh Sedefkar Mehmed Aga dan dibangun yang dibangun sejak tahun 1609 sampai 1616.
Pembuatan bangunan dengan gaya Timur Tengah dan Romawi ini merupakan perintah dari Sultan Ahmed. Mesjid ini disebut mesjid biru karena interiornya yang didominasi warna biru.
Langit-langit dan dindingnya dihiasi dengan dekorasi gambar flora yang indah, belum lagi ada lampu-lampu kristal yang membuatnya makin tampak cantik.
Sementara itu, Hagia sophia merupakan museum yang awalnya sebagai gereja, kemudian beralih fungsi sebagai masjid. Sampai saat ini Hagia Sophia masih menjadi salah satu destinasi yang banyak dikunjungi wisatawan yang berkunjung ke Turki.
Hal – hal yang menarik dari Hagia Sophia adalah sebagai simbol keagamaan dua agama. Dimana di tempat ini setiap pengunjung bisa melihat lambang dua agama dipajang sejajar, yakni tulisan Allah dan Muhammad SAW, dan di sebelahnya ada lukisan Bunda Maria dan bayi nabi Isa, atau Yesus menurut penganut agama Kristen. Saat menjadi masjid pada 1453, lukisan-lukisan tersebut ditutup dengan plester dan lukisan dekorasi. Baru pada 1935 dilakukan restorasi lukisan mosaik dengan membuka pleter penutup. Proses ini dapat dilihat di dokumentasi yang dipajang pada dinding Museum Hagia Sophia.
Hagia Sophia pernah jadi bangunan dengan kubah berbesar di dunia. Kubah awal memiliki tinggi 161 meter dengan diameter 40 meter, di desain oleh arsitek Anthemios of Tralles dan Isidoros of Miletos. Kemudian kubah ini roboh pada tahun 558. Dibangun lagi menjadi lebih besar dengan tinggi 55 meter, ditopang tiang pancang dan kubah-kubah yang lebih kecil.
Setelah perang salib berakhir pada 1453 Kosntatinopel jatuh ke Kaisaran Ustamaniyah, maka fungsi Hagia Sophia berubah menjadi Masjid. Beberapa faslitas untuk mendukung ibadah kemudian ditambahkan. Mulai dari mihrab, mimbar, air mancur untuk wudhu, sejumlah menara, dapur, perpustakaan, makam, dan pondok Sultan.
Pada 1934, pendiri Turki modern Mustafa Kemal Atatürk memutuskan untuk merestorasi gereja dan masjid dari zaman Kostantinopel dan Ustamaniyah menjadi museum. Salah satunya adalah Hagia Sophia.
“Inilah yang kita pelajari saat ini, meskipun tidak langsung di copy seratus persen karena sejarah dan tata nilai yang berbeda. Namun fakta tersebut menunjukkan bahwa situs sejarah bisa menjadi spot yang menjadi daya tarik wisatawan “, pungkas Dede. (red).