LINGKAR INDONESIA (Bandung) – Sepertinya takkan pernah habis kalau mengikuti jejak perjalanan dan program kerja organisasi PRAWITA GENPPARI sebagai satu – satunya organisasi pegiat pariwisata yang konsisten dan terus menerus melaksanakan program kerja tiasa henti.
Prawita GENPPARI tidak hanya memajukan satu objek wisata saja, atau satu kabupaten saja melainkan terus berkiprah di berbagai wilayah tanah air.
Padahal siapapun tahu, Prawita GENPPARI bukanlah badan atau organisasi Pemerintah yang orang – orangnya bekerja mendapatkan gaji dan fasilitas serta anggaran yang tersedia. Prawita GENPPARI adalah organisasi perkumpulan masyarakat yang mencintai dan ingin memajukan pariwisata Indonesia dengan dasar keikhlasan sebagai manifestasi kecintaan pada negeri. Seluruh kegiatan dibiayai sendiri, dari saku pribadi masing – masing orang, dan alhamdulillah terus konsisten dengan jadwal kegiatan yang super padat.
“Pada kesempatan ini, alhamdulillah kita bisa berkujung ke desa Mekar Laksana kecamatan Culamega kabupaten Tasikmalaya. Letaknya berdekatan sekali dengan tempat wisata religi Pamijahan yang memiliki magnet spiritual dengan makam Syech Abdul Muhyi dan ada Goa Safarwadi. Selain itu ada makam – makam lain yang sering dikunjungi untuk melakukan ziarah ke beberapa tempat di sekitarnya yang masih keluarga besar Syech Abdul Muhyi. Nah, tidak jauh dari lokasi ini ada lokasi desa Mekar Laksana yang memiliki tempat religi juga, pemandangan alam yang indah, dan juga air terjun (Curug) Seeng yang eksotis karena bunyi air nya sangat nyaring terdengar “, ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Rabu (21/9).
Hal tersebut ia sampaikan sekembalinya dari desa Mekar Laksana bersama Tim pengurus DPP Prawita GENPPARI lainnya yang didampingi oleh Ketua DPD Prawita GENPPARI Tasikmalaya Kang Rizal. Bahkan Tim Elang (Emak – emak Petualang) nampak betah sekali menikmati pemandangan air terjun Seeng yang ada di desa tersebut. Tim Elang ini cukup unik juga, meskipun anggotanya diisi oleh emak – emak usia lanjut, tapi ternyata semangat pengabdiannya melebihi anak muda. Untung saja pak Kades dan ibu Kades yang turut menyertai bisa mengimbangi kecekatan emak – emak di tengah hutan belantara.
“ Saya optimis bahwa potensi pariwisata yang ada di desa Mekar Laksana ini akan terus berkembang dengan pesat, melihat keragaman potensi yang dimiliki serta kekompakan warga dalam membangun desanya. Hal ini terlihat saat malam hari melaksanakan saresehan wisata di gedung serbaguna desa, tampak para tokoh masyarakat mengikuti kegiatan dengan penuh antusias sampai selesai. Bahkan di desa ini juga ada semacam lembah hutan bambu yang penuh misteri, dimana dikenal dengan sebutan ‘Karahay Nagtung’ alias daun bambu tua yang jatuh bisa menancap berdiri ke bumi seperti tombak yang dilepaskan dari langit, sehingga tidak sedikit orang yang merasa takut untuk melewati hutan bambu yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki karena medannya cukup terjal dan sulit dijangkau. Untung saja para kader Prawita GENPPARI merupakan kader wisata yang militan “, pungkas Dede. (adv).