Oleh : Imam Trikarsohadi

Usai disambut gegap gempita dan sukacita di Aceh dan Padang, maka giliran masyarakat Riau melakukan hal serupa saat menyambut keatangan Anies Baswedan di Pekanbaru, Minggu 4 Desember 2022 sore.

Kedatangan mantan Gubernur DKI Jakarta itu disambut dan dielu-eluan masyarakat dan pendukungnya dengan teriakan “Anies Baswedan Presiden”. Bahkan, masyarakat tak bergeming meski hujan mengguyur mereka.

Sebab itu pula, saya mengamati seluruh video dan berita terkait antusias masyarakat mulai dari Aceh, Padang hingga Pekanbaru. Karena ini merupakan pertanda atau sebutlah fenomena yang luar biasa. Sebab apa? Karena penyambutan itu muncul dari hasrat yang jujur dari masyarakat, baik yang tergabung dalam berbagai komunitas relawan ANIES maupun mereka yang jatuh hati tapi tak tergabung dalam relawan. Tentu saja hal ini sangat fenomenal. Apalagi Anies dalam perkembanganya kini telah  menjadi pusat perhatian media dan massa, baik dalam maupun luar negeri.

Apa boleh buat, saat ini, apapun tentang Anies akan jadi berita. Di manapun Anies berada selalu dikerubutin massa dengan penuh simpati dan suka cita. Panggilan Presiden saling bersahutan dan berantai : menggema.

Dasyatnya pula, bermacam-macam  tim relawan Anies bermunculan dimana –mana dan mendeklarasikan diri, baik yang lingkupnya lokal, lingkup profesi, lingkup perkumpulan, satuan-satuan alumni, lingkup asal daerah, lingkup organisasi sosial dan kemasyarakatan, lingkup keagamaan maupun lingkup skala nasional seperti Relawan Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES). Tentu ini akan menjadi energi luar biasa sebagai proses melonjaknya popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan.

Akan jauh lebih baik lagi, efektif dan berbuah kejayaan,  jika kemudian gerakan-gerakan  para relawan semuanya terorganisir, terkonsolidasikan serta kinerjanya berbasis data survei. Bukan sekadar hirup pikuk di group-group WA tanpa upaya real di lapangan. Meski  sebagai sebuah proses hal itu wajar, tapi perlu segera diambil upaya-upaya rentang kendali yang terorganisir hingga level termikro.

Jika kemudian ditelisik sebab musabab kenapa Anies Baswedan dianggap paling layak dan menjadi ekspektasi rakyat untuk memimpin negeri ini kedepan. Maka, diperoleh jawaban ; track record yang mumpuni dan ia dikenali masyarakat sebagai sosok yang cerdas dan sonder dusta.

Sejak muda, dalam jejak panjang kepemimpinya di berbagai macam aktifitas, terutama saat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terbukti merupakan pemimpin yang sukses melanjutkan kebijakan dan program para pemimpin sebelumnya. Anies tidak hanya melanjutkan apa yang dimulai oleh pendahulunya, tapi juga mewujudkan apa yang menjadi mimpi dan janji pemimpin sebelumnya.

Program LRT/MRT misalnya, program ini sudah dimulai dari zaman Gubernur Sutiyoso. Kemudian dilanjutkan oleh Fauzi Bowo, lalu Jokowi, kemudian Ahok. Tapi kemudian Anieslah yang  menuntaskan pekerjaan itu dan mengemasnya dalam program Jaklinko. Semua moda transportasi di Jakarta terkoneksi, berbiaya murah dan nyaman karena ada subsidi, banyak inovasi dan pembaharuan.

Anies juga mewujudkan janji Gubernur Sutiyoso, Fauzi Bowo dan Jokowi yang berencana membangun stadion untuk Persija. Anies bahkan merealisasikannya melampaui janji dan ekspektasi para gubernur sebelumnya.

Anies pun terbukti merupakan seorang pemimpin yang merangkul dan menyatukan. Sehingga, dalam situasi sosial dan politik yang terbelah, pemimpin model Anies dibutuhkan.

Anies Baswedan pernah mengatakan;” Kehebatan Indonesia bukan pada keragamannya dan kebhinnekaannya, sebab itu adalah anugerah. Kehebatan Indonesia terletak pada kesuksesannya menyatukan masyarakat yang beragam agama, etnis, golongan dan asal daerah. Itulah Bhinneka Tunggal Ika.”

Sebab itu, ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies merangkul semua pihak, baik pendukung maupun bukan pendukung. Anies pun mengumpulkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Jakarta untuk berkolaborasi membangun ibu kota. Dan itu ia dibuktikan dengan keterlibatan sejumlah pihak, termasuk yang berseberangan politik untuk diajak serta dalam pembangunan DKI.

Dan semua orang tahu, Anies Baswedan adalah sosok negarawan. Tentu kita masih ingat penandasan Anies saat awal-awal memimpin DKI Jakarta, bahwa setelah dilantik ia adalah pemimpin seluruh warga DKI. Dia bukan milik para pendukungnya saja, tapi milik seluruh warga Jakarta. Anies bersikap dan bertindak proporsional dan profesional.

Soal penegakan hukum? Jangan ditanya, kasus penyegelan pulau reklamasi adalah bukti nyata ketegasan Anies. Hasilnya; 13 pulau distop. 4 pulau yang terlanjur jadi, 65 persennya diambil oleh Pemprov DKI, dan 35 persen jadi milik pengembang. Ia benar-benar menegakkan aturan secara obyektif, dimana  pengembang boleh membangun tanah yang 35 persen itu selama sesuai dengan aturan yang ada.

Lalu apa lagi yang dinanti-nanti rakyat Indonesia dari kepemimpinan Anies Baswedan dan bikin cemburu masyarakat diluar DKI Jakarta? Jawabnya adalah bahwa semangat kepemimpinan Anies sangat kental dengan kepeduliannya membangun aspek keadilan sosial.

Saat memimpin DKI Jakarta, Anies menaikan UMP DKI Jakarta secara signifikan yang membuat buruh lega dan puas. Anies pun memberikan pemahaman kepada para pengusaha untuk selalu bersikap adil kepada para buruh.

Anies juga menerbitkan KJP Plus, membebaskan pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk para pendidik dan keluarga pahlawan.

Kepada rumah-rumah ibadah: masjid, gereja, wihara, pure, dan lainya, mendapatkan bantuan bulanan dari Pemprov DKI. Anies menyiapkan Rp. 11 miliar pertahun untuk memberi bantuan kepada rumah-rumah ibadah tersebut. Dari sini tampak sekali bahwa Anies adalah pemimpin yang adil, inklusif, pluralis dan toleran.

Anies pun mengambil  alih perusahaan air bersih dari perusahaan swasta dan dikelola oleh PT. PAM JAYA. Tujuannya agar air bersih dapat  dinikmati warga Jakarta dengan biaya sangat murah karena disubsidi oleh Pemprov DKI. Ia sediakan Rp. 33,68 miliar untuk subsidi air bersih. Harga air bersih semula Rp.32 ribu per meter kubik, turun drastis menjadi hanya Rp.3.550 sampai Rp. 4.900 per meter kubik setelah disubsidi. Inilah bukti konkrit Anies Baswedan kepada warga kelas bawah untuk menegaskan bahwa kehadirannya punya tanggungjawab untuk memastikan adanya kesetaraan dan keadilan bagi seluruh warga DKI.

Tentu alangkah bahagianya rakyat Indonesia jika kepedulian semacam itu kelak dirasakan oleh seluruh rakyat.

Soal prestasi, saya rasa perlu berlembar-lembar kertas untuk menuliskannya, karena faktanya Anies Baswedan berlimpah ruah soal prestasi, yang diakui oleh lembaga-lembaga regional, nasional maupun internasional dengan segudang  penghargaan.

WTP berturut-turut dari BPK, tiga penghargaan dari KPK, penghargaan dari Mendagri, Menkominfo, dan lain-lain adalah fakta yang tak terbantahkan. Belum lagi berbagai macam penghargaan dari lembaga International diantaranya dari TUMI (Transformative Urban Mobility Initiative). Anies dinobatkan oleh TUMI sebagai 21 Heroes. Selain dari TUMI, Anies juga mendapat banyak penghargaan dari lembaga-lembaga internasional yang lain.

Ihwal kecerdasan, Anies masuk 100 intelektual publik dunia, 20 tokoh pembawa perubahan, 500 muslim paling berpengaruh, dan seterusnya. Soal penghargaan, tak terhitung lagi berapa banyak yang diterima Anies Baswedan.

Ini yang membedakan Anies Baswedan dari figur lain yang hendak mencalonkan diri sebagai calon presiden, dan itu tidaklah berlebihan bahwa Anies adalah kandidat presiden yang fenomenal, sekaligus paling diharapkan rakyat Indonesia.

Sebab itu adalah wajar dan masuk akal sehat jika Anies Baswedan dinilai sebagai tokoh yang paling siap dan layak menjadi Presiden Indonesia kedepan.Karena Anies memliki potensi yang diyakini mampu memenuhi ekspektasi rakyat untuk membawa masa depan Indonesia dengan penuh optimisme.

Kalau sudah begini mau apalagi, kecuali pakai akal sehat secara optimal, pilih dan nikmati hasilnya. (*).

 

 

Bagikan:

Tinggalkan Balasan