LINGKAR INDONESIA (Jakarta) – Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K. Harman angkat suara soal pernyataan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan agar presiden pengganti Joko Widodo tak perlu bicara perubahan.
Moto perubahan dipakai oleh poros partai koalisi pendukung calon presiden Anies Baswedan. Mereka yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu adalah Partai NasDem, Demokrat, dan PKS.
Merespons pernyataan Luhut, Benny menerangkan tema pokok perubahan yang menjadi nomenklatur koalisinya. Menurut dia, perubahan bisa diartikan mempertahankan yang baik untuk kepentingan rakyat.
“Dalam tema pokok perubahan itu intinya, yang baik untuk rakyat kita pertahankan, kita lanjutkan,” kata Benny, Rabu (14/6/2023).
Namun, perubahan juga bisa diartikan meluruskan yang keliru dalam pemerintahan selama ini. Termasuk mengesampingkan hal yang bukan prioritas bagi masyarakat.
Sebagai gantinya, perubahan bisa mempercepat yang selama ini berjalan lamban, atau diabaikan. Termasuk dengan memprioritaskan yang selama ini diabaikan.
“Yang lamban kita percepat, yang diabaikan kita prioritaskan. Itu intinya tema perubahan dan perbaikan,” ucap Benny.
Seperti diketahui beberapa saat sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Indonesia telah menemukan pola untuk masuk kelompok negara berpenghasilan tinggi (high income country).
Ia menyebut kebijakan seperti hilirisasi industri merupakan salah satu resep terwujudnya pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk bisa mencapai high income country.
“Sekarang kita sudah ketemu pattern (pola) untuk menjadi negara high income country, itu saya kira bisa kita lakukan, karena juga dari segi demografi bonus, kekayaan alam, downstream industry, digitalisasi, kemudian dana desa, itu ingredients daripada untuk membuat Indonesia hebat,” kata Luhut di sela Jakarta Geopolitical Forum ke-7 di Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Luhut berharap presiden selanjutnya meneruskan resep yang dimiliki Indonesia untuk menjadi high income country. Menurutnya, jika tidak fokus, tujuan itu tidak akan tercapai.
“Saya berharap siapapun presiden ke depan harus melakukan ini, tidak usah bicara perubahan lah, bagaimana menyempurnakan, mempercepat proses ini, supaya generasi kalian juga bisa nanti melihat itu, karena kalau tidak kita fokus pada pekerjaan ini, belok-belok, nanti tidak jalan,” katanya.
Untuk diketahui, Bank Dunia membuat klasifikasi negara berdasarkan gross national income (GNI) per kapita dalam 4 kategori, yaitu low income (US$ 1.035), lower-middle income (US$1.036-US$4,045), upper middle income (US$4.046-US$12.535), dan high income (lebih dari US$12.535). Saat ini, Indonesia berada pada posisi upper-middle income. (MLI).