LINGKAR INDONESIA (Jakarta) – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) buka suara soal hubungan antara Demokrat dan PDI Perjuangan yang tak sejalan dalam hal pemerintahan.

Hal ini disampaikan AHY usai bertemu dengan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani di Plataran, Hutan Kota Gelora Bung Karno, Minggu (18/6/2023).

AHY menyebut, hubungan oposisi antara demokrat dengan PDIP ini memang telah berjalan cukup lama, yakni sekitar dua dekade sejak 2003-2023. Pengalaman sebagai lawan dan rival dalam pemerintahan yang cukup lama ini kemungkinan besar hanya dialami PDIP dan Demokrat.

“Mungkin tidak banyak yang punya pengalaman seperti itu. Sering kali dianggap antara kedua partai belum bisa berjalan dengan sebaik yang diharapkan,” ujar AHY setelah pertemuan berlangsung.

Meski demikian, AHY mengaku saat ini dia tak ingin melihat ke belakang. Masa lalu menurutnya tak perlu lagi dibahas.

Bahkan, lanjut AHY, pertemuan dirinya dengan Puan pagi ini bisa jadi oase politik. Memperlihatkan bahwa dalam berpolitik memang ada saatnya seseorang ada di kubu berseberangan tapi nyatanya hubungan keduanya baik-baik saja.

“Mudah-mudahan menjadi bentuk yang baik. Segala sesuatunya kita carikan solusinya,” ucap AHY.

Menurutnya, meskipun kedua partai memang belum ada kepastian akan berada di jalan yang sama, tapi ke depan semua belum bisa dipastikan. Sebab rekonsiliasi politik semacam ini menurut AHY tetap harus ada.

“Walau belum selalu pasti pada sikap yang sama, tapi Insya Allah politik rekonsiliasi semacam ini memang harus,” katanya.

Masih kata AHY, partainya dan PDIP memiliki jejak riwayat yang sama dalam kancah perpolitikan Indonesia. Salah satunya, mereka sama-sama pernah menjadi ruling party alias partai penguasa dan partai oposisi.

PDIP misalnya menang dua kali berturut-turut pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019, dan dalam dua periode itu Demokrat bertindak sebagai oposisi.

Sedangkan Demokrat unggul dua periode sebelumnya atau pada Pilpres 2004 dan Pilpres 2009, kala itu posisi PDIP adalah oposisi.

“Saya berdua tadi sambil menikmati bubur di ruang Nusantara Plataran ini banyak berbagi cerita dan juga pengalaman termasuk gagasan,” kata AHY.

AHY juga tak menampik bahwa sejak 2004, seringkali banyak orang menganggap bahwa hubungan dan PDIP tidak akur. Namun ia menyatakan saat ini mereka tidak ingin membahas masa lalu.

“Bagaimanapun PDIP dan partai Demokrat ini merupakan dua partai yang punya pengalaman sebagai the ruling party, tapi juga sebagai partai oposisi,” imbuhnya.

AHY mengatakan dalam kancah perpolitikan ke depan, perbedaan yang menyebabkan kondisi pecah belah bangsa harus dihilangkan. Ia pun menilai dirinya dan Puan sebagai generasi muda memiliki kewajiban untuk membangun komunikasi yang sejuk.

Putra sulung Presiden RI ke-6 SBY ini pun berharap pertemuan Demokrat dan PDIP selanjutnya tak hanya melulu soal Pilpres, melainkan isu kebangsaan dan kerakyatan yang perlu dirajut bersama-sama.

“Walaupun sekali lagi belum selalu pasti pada posisi dan sikap yang sama, tetapi InshaAllah untuk bangsa dan negara, politik rekonsiliasi semacam ini sangat dibutuhkan dan dinantikan oleh masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Pesan Mega dan SBY

Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengungkapkan Megawati selaku Ketua Umum PDIP sekaligus ibunya menitipkan pesan agar tidak ada ketegangan dalam pertemuan tersebut.

“Pesan bu Mega senyum, enggak boleh ketemu berdua tegang. Nah, enggak ada tegang-tegang. Akrab, kekeluargaan, silaturahmi,” ujar Puan.

Puan menyatakan PDIP dan Partai Demokrat mempunyai kesepakatan yang sama meskipun saat ini tidak berkoalisi. Kesepakatan dimaksud yakni Pemilu 2024 harus berjalan secara damai dan menghormati siapa pun pemimpin yang terpilih nantinya.

“Ini anak-anak muda yang akan membantu membangun bangsa ke depan. Jadi, jangan kemudian berpikir aneh-aneh atau yang lain-lain,” kata Puan.

“Kami berdua sudah sepakat silaturahmi akan dilakukan untuk membangun komunikasi. Kalaupun belum ada kesamaan ya namanya mencari pola sama-sama ya kita harus bicara terus dan kami sepakat komunikasi dilaksanakan,” sambungnya.

Hal yang sama dikatakan AHY. Menurutnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus ayahnya yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), berharap pertemuan dengan Puan dapat membawa keberkahan.

“Pak SBY juga titip semoga pertemuan ini membawa keberkahan. Jadi, tidak hanya bicara politik praktis, tapi lebih jauh dari itu,” kata AHY.

“Bahwa pertemuan hari ini melampaui itu dan ini catatan yang baik. Jadi, pertemuan ini tidak hanya gimik politik, tapi juga substansial,” lanjutnya.

AHY merespons positif pertemuan yang berlangsung karena kedua partai saling menghormati posisinya saat ini.

Partai Demokrat bersama Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dengan bakal calon presiden 2024 Anies Baswedan, sedangkan PDIP dengan Ganjar Pranowo.

“Saya hanya menambahkan indahnya pertemuan karena ada diawali rasa saling menghormati. Mbak Puan tadi membukanya paham bahwa saat ini Demokrat tengah membangun sebuah koalisi perubahan, kemudian tentu PDIP juga kita ketahui deklarasi Ganjar Pranowo sebagai capres, sedangkan koalisi perubahan capresnya Anies Baswedan,” tutur AHY.

“Itu artinya menyadari posisi kedua partai. Justru tadi sangat terbuka, enggak ada rasa enggak enak untuk menyampaikan hal yang bagus kita ketahui,” pungkasnya. (MLI).

 

Bagikan:

Tinggalkan Balasan