LINGKAR INDONESIA (Bekasi) – Rangkaian proses kontestasi calon Ketua Umum KONI Kota Bekasi sedang bergulir,semua pihak mesti menghargai siapa pun kandidat yang lolos verifikasi. Sebab, kandidat yang lolos tentu sudah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan tim penjaringan.

Ihwal ada pro kontra terhadap calon tertentu, itu hal yag lazim dalam sebuah kontestasi dan/ atau demokrasi. Justru dengan adanya pro kontra, situasi menjadi dialogis, sehingga masyarakat mendapat informasi yang berimbang.

Demikian resume diskusi bertema; “Peran Pers sebagai Pengawal dan Penyimbang Informasi, dalam Menatap Masa Depan KONI Kota Bekasi 2023-2027 yang diselenggarakan Forum Komunikasi Intelektual Muda (Forkim) di Cafe Peneleh, Kota Bekasi, Senin (20/2/2023) malam.

Hadir sebagai nara sumber, Drs.Imam Trikarsohadi.Msi (Dosen/Wartawan Senior), Noval Al Rasyid,SH.MH (Pengamat Hukum), Dr.Harun Alrasyid (Akademisi UNIMA Bekasi), Ubaidillah (Pengurus KONI Kota Bekasi),  Mulyadi, S.T (Ketua Forkim), Dr. Ahmad M.N Pasaribu, M.Pd (Penggiat Olahraga Bekasi), dan Leny Kurniaty (Ketua Forjas Bekasi). Acara dipandu moderator, Billy.

Menurut Imam Trikarsohadi, apa yang sedang berproses terkait kontestasi pemilihan calon Ketua Umum KONI Kota Bekasi adalah realitas yang wajib dihargai.  Sebab itu, selama valid, maka semua kontestan mesti diberikan ruang yang sama oleh pers.

“Inilah peran seperti tema diskusi peran pers sebagai pengawal dan penyimbang.  Mengawal berarti memastikan proses kontestasi sesuai ketentuan atau tidak. Penyimbang, berikan ruang sama terhadap seluruh kandidat. Ini penting,” ujarnya.

Yang lebih penting, lanjut Imam, dan itu mesti ditanyakan kepada para kontestan adalah, kesiapan mereka atas sebuah situasi empiris bahwa pembinaan olahraga prestasi memerlukan anggaran pembinaan dan sarana prasarana yang mumpuni, situasi itu termasuk di Kota Bekasi.

“Maka, tanya para kontestan sudah siap belum terkait hal itu, diluar alokasi APBD. Kalau ujung-ujungnya mengutak-atik atau hanya mengandalkan APBD, ya nantinya pembinaan olahraga Kota Bekasi hanya muter-muter di tempat saja,” urainya.

Jadi menurut Imam, pers harus menggali dan mempublikasi hal tersebut agar harapan dibangun atas dasar tataran empiris dan merupakan harapan orang banyak termasuk para praktisi olahraga.

“Sudah saatnya kita membangun pondasi utama menjadikan Kota Bekasi sebagai kota industri olahraga, dan target prestasi saat menjadi salah satu tuan rumah Porprov Jawa Barat Tahun 2026, itu mestinya dijadikan sasaran antara saja,” pungkasnya.

Hal yang sama dikatakan Akademisi UNISMA Bekasi, Dr Harus Alrasyid. Menurutnya, setiap orang memiliki hak demokrasi maju dalam kontestasi pemilihan calon Ketua Umum KONI Kota Bekasi, termasuk Plt Wali Kota Tri Adhianto.

“Selama sesuai ketentuan yang dibenarkan Undang-undang, ya sudah silahkan. Tak perlu ditarik terlalu jauh dengan aneka macam asumsi. Tinggal bagaimana pers mengawalnya, dan hasilnya bagaimana nanti, tak perlu diduga-duga dari sekarang,” tuturnya.

Penandasan serupa disampaikan Pengamat Hukum, Noval Al Rasyid,SH.MH. Soal adanya dinamika unit di kontestasi kali ini, memang  situasi secara keseluruhan sedang berubah.

“Patokan-patokan dan kebiasaan-kebiasaan, termasuk ukuran etika, moral dan kepatutan sedang bergeser. Ada yang menyadari hal itu, banyak pula yang tidak menyadari. Maka, kemudian muncul pro kontra,” paparnya. (MLI).

Bagikan:

Tinggalkan Balasan