LINGKAR INDONESIA (Kota Bekasi) – PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menargetkan Light Rapid Transit (LRT) akan beroperasi pada di 2023 untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek).

Pertanyaanya, sudah sejauhmana kesiapan Pemerintah Kota Bekasi dalam hal ini Dinas Perhubungan sebagai leading sektor menyangkut hal terebut?

Kabid Angkutan dan Terminal Dinas Perhubungan (Dishub) Pemerintah Kota Bekasi Ade Rahmat, menjelaskan bahwa terkait LRT, Kota Bekasi memiliki  5 Stasiun yakni, Stasiun Jatimulya yang ada di Grandika Bekasi Timur, Stasiun Bekasi Barat yang ada Mall Revo, Stasiun Cikunir 2, Stasiun Cikunir 1 yang ada di Caman, dan  Stasiun Jatibening Baru.

“Terkait dengan kesiapan Pemerintah Kota Bekasi, tugas kita adalah menyiapkan arana prasarana diluar Stasiun LRT. Artinya, bagaimana kita bisa menyiapkan vider untuk masyarakat turun dari LRT atau naik LRT itu bisa terlayani oleh vider. Dan kita sudah menyiapkan 9 armada vider dari Trans Patriot didukung oleh angkutan kota yang layak dan laik jalan yang sudah dapat dukungan dari Organda,” terang Ade Rahmat saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (12/7/2023).

Terkait Stasiun di Revo, lanjut Ade Rahmat, karena kondisi manuvernya terlalu kecil, makanya halte yang ada didepan Revo akan kita maksimalkan. Jadi nanti baik angkutan kota maupun trans patriot standby atau drop out didepan Revo.

“Adapun angkutan yang dipersiapkan untuk menuju stasiun adalah Trans Patriot dan angkutan kota. Untuk angkutan kota tergantung trayek stasiunnya, misalnya Stasiun Jatimulya itu Angkutan Koasi 19A. Intinya, stasiunnya sudah bagus, haltenya bagus, aka angkutannya juga harus bagus dan layak. Yang pasti kelima tasiun yang ada kesiapannya sudah optimal,” paparnya.

Ditanya soal antisipasi Dinas Perhubungan dalam menjaga naik turunnya warga agar tidak menimbulkan dampak kemacetan, Ade Rahmat menjelaskan, dalam satu bulan ini masih uji coba. Sedang diobservasi dimana saja nantinya timbul kemacetan. Jika muncul dampak kemacetan sebab LRT, maka akan dipersiapkan rambu lalulintas dan para personil Dishub untuk ditempatkan dititik kemacetan.

“Terkait tarif angkutan, untuk sementara, saat ini sedang uji coba tarifnya itu satu rupiah selama satu bulan, itu menggunakan kayak kartu e-money. Setelah itu yang mana saat ini masih dalam pembahasan, informasi yang saya dapat, lima ribu kilometer pertama kemudian tujuh ratus rupiah kilometer selanjutnya,” ujarnya.

Menyikapi jalur angkutan ke arah Stasiun Cikunir 2 yang masuk dalam kawasan perumahan, Ade Rahmat menerangkan, kalau kondisi lama memang lewat perumahan, tapi sekarang sudah dipersiapkan jalan yang tembus.

“Untuk yang Bekasi Timur, para penumpang nantinya akan turun di tasiunnya, didalam areal apartemen. Nanti Trans Patriot masuk kedalam yang mana sudah ada haltenya,” ujar Ade.

Disinggung soal kesiapan rambu-rambu, Ade Rahmat menjelaskan saat ini sedang bekerjasama dengan Adhikarya selaku pihak pengelola, nanti pihak Adhikarya yang menyiapkan termasuk untuk yang didalam stasiun.

“Untuk bersosialisasi ke masyarakat, kita sudah memasang panduk ditempatkan di 12 kecamatan termasuk di 5 stasiun. Terkait sosialisasi uji coba, dua minggu pertama itu untuk para dinas dan instansi, kemudian komunitas lembaga-lembaga itu nanti yang akan di undang oleh pihak LRT. Dari tanggal 26 Juli sampai  17 Agustus itu masyarakat umum yang sudah terdaftar. Informasi yang saya dapat dari pihak LRT, yang sudah mendaftar itu kurang lebih 24 ribu warga. Walaupun pendaftaran masih dibuka, ternyata yang sudah mendaftar itu melebihi kapasitas,” ungkap Ade.

Ade Rahmat pun menyampaikan harapannya bahwa dengan adanya LRT di Kota Bekasi, mudah-mudahan bisa merubah mindset masyarakat yang menggunakan mobil atau motor pribadi agar bisa memakai LRT guna mengurangi/mengurai kemacetan.

“Adanya fasilitas LRT di Kota Bekasi semoga bisa dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin,” pungkasnya.

Terpisah, Al Mahdi Nurdian, salah seorang warga Kota Bekasi, Jawa Barat mengatakan, padahal bicara Stasiun Jatimulya, orang yang naik K 19 dari arah Bulak Kapal jika turunya didepan Grand Dhika, perjalanan itu cukup jauh ke tasiun.

“Bagaimana kalau orang dari Jatimulya mau ke Stasiun LRT, harus menyeberang jalan dulu baru berjalan kaki lebih jauh? Untuk stasiun Bekasi Barat, bagaimana dengan pengguna yang berasal dari arah Pemkot apakah harus ke Revo atau langsung ke Stasiun LRT Bekasi Barat dan apakah ada angkutan umumnya? Untuk Stasiun Cikunir 2, angkutan Koasinya no berapa aja? St Cikunir 1, Angkutan Koasinya No Berapa? St. Jatibening Baru, Angkutan Koasinya nomor erapa yang mengantar hingga kedepan stasiun?,” ujarnya seraya bertanya. (yudi).

Bagikan:

Tinggalkan Balasan