LINGKAR INDONESIA || SUBANG – Sudah 11 hari berlalu, kasus pembunuhan ibu dan anak di Desa/Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang masih menjadi misteri. Teka teki siapa otak pelaku yang tega melakukan perbuatan keji itu belum terpecahkan.

Kehidupan sosial kedua korban Tuti Suhartini (55) dan putrinya Amelia Mustika Ratu (23) yang jasadnya ditemukan di bagasi mobil Alphard pada 18 Agustus 2021 lalu banyak terkuak, baik dalam hubungan keluarga maupun pekerjaan.

Salah satunya soal profesi Amelia yang belakangan diketahui menjabat sebagai bendahara di SMK swasta yang bernaung di Yayasan Bina Prestasi Nasional milik keluarganya.

Ternyata, wanita berinisial M yang menjadi istri muda Yosef ayah kandung Amelia, juga pernah menjabat sebagai bendahara di yayasan pendidikan yang berada di Kecamatan Serang Panjang, Subang tersebut.

“M dinikahi Yosef sekitar 12 tahun lalu dan saat itu diberi jabatan bendahara di yayasannya. Kemudian jabatan bendahara itu diganti oleh orang lain, dan pada 2018 jabatan itu digantikan oleh Amelia anak bungsu Yosef yang baru lulus kuliah di Bandung,”ungkap Asep kerabat sekaligus keluarga korban.

Amelia yang dalam waktu dekat berencana menikah dengan seorang pria asal Cimahi itu, dinilai pintar mengelola keuangan yayasan milik keluarganya itu.

Bahkan semasa hidup, Amelia sempat dihadiahi sebuah mobil atas prestasinya oleh yayasan. Keuangan yayasan setelah kelolanya semakin membaik. Sementara saat posisi dipegang M istri muda ayahnya, kondisi keuangan yayasan dituding sempat hancur.

Menurut Lilis (58), kakak korban Tuti, istri muda Yosef sempat ada masalah dengan pihak yayasan milik keluarga itu. Istri muda Yosef tidak mamupu mengelola keuangan yayasan saat menjabat sebagai bendahara, sehingga posisinya harus diganti dengan orang lain. Istri muda Yosef dianggap terlalu boros dan membuat keuangan yayasan pun tergagagu.

“Jadi, boros sekali. Saat jadi bendahara (uangnya) habis sama dia. Jadi posisi bendahara diambil alih. Saat itu dia (istri muda Yosef) tidak pernah lagi datang lagi (ke yayasan), apalagi setelah ponkakan saya (Amelia) jadi bendahara,” kata dia.

Menurut Lilis, hubungan istri muda Yosef dengan istri tuanya juga tidak bisa dikatagorikan harmonis. Selalalu ada saja masalah yang terdengar, meskipun adiknya Tuti tidak pernah terbuka soal masalah antara dirinya dengan istri muda suaminya.

“(Korban Tuti) pernah dulu bercerita mendapat teror dari istri muda suami adik saya dari WhatsApp. Masalahnya apa tidak pernah membeberkan, hanya kata adik saya, karena sirik kemungkinan mah. Lalu saya minta dia ganti nomor telepon. Sejak saat itu adik saya gak pernah cerita lagi,” ujar Lilis.

Dia juga membeberkan, hubungan rumah tangga mendiang korban Tuti dan suaminya Yosef  juga disebutnya kurang harmonis sejak dulu. Yosef jarang pulang ke rumah yang ditempati korban Tuti bersama putrinya Amelia, terutama setelah memiki istri muda.

“Suami Tuti ini seperti sibuk banget, dan jarang pulang. Ya  seperti itu lah, sejak si Neng Amel masih kecil juga sudah kurang harmonis,” tambah dia.

Sementara itu, kuasa hukum Yosef, Rohman Hidayat membantah soal hubungan antara keluarga istri muda dengan istri tua kliennya tidak harmonis. Dia juga membantah isu konflik di yayasan.

“Soal posisi bendahara, (M) memang sempat menjadi bendahara di yayasan itu, dari 2009 dan 2011,” kata dia.

Sementara soal teror kepada korban Tuti istri muda Yosef, kuasa hukum M, Robert juga angkat bicara. Dia meluruskan informasi miring yang beredar tersebut. Dia menyebut kliennya M sudah satu tahun tidak berkomunikasi dengan istri tua suaminya.

Robert memastikan, dari keterangan M, sejauh ini kliennya tidak ada masalah dengan korban.

“Silahkan bisa dicek dari HP (milik M) yang sementara disita oleh pihak penyidik demi kepentingan penyelidikan,” ujarnya. (AL)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan