Hal ini seperti yang terjadi dalam pembongkaran lokalisasi prostitusi Gunung Antang di Matraman, Jakarta Timur, namun demikian sebagian masyarakat dilingkungan menyambut baik dibongkarnya lokalisasi tersebut.
“Semalam paling bisa dapat sekitar 400 sampai 500 ribu”, kata Sutrisno selaku Ketua RW 09 Kelurahan Palmeriam menyebut pendapatan dari jasa parkir di wilayahnya yang kebetulan berdampingan dengan lokalisasi Gunung Antang.
Lokalisasi prostitusi yang sudah berjalan lama tersebut akhirnya berhasil dibongkar setelah berkali-kali gagal dilakukan. Dengan diapit Kelurahan Pisangan Baru, Palmeriam yang termasuk wilayah kecamatan Matraman, dan Kelurahan Rawa Bunga Kecamatan Jatinegara. Dibongkarnya lokalisasi protitusi Gunung Antang dimana wilayahnya menempati areal PT KAI berdampingan dengan jalur rel kereta api, dan sungai Kali Baru yang membelah wilayah Kecamatan Matraman dan Kecamatan Jatinegara.
Ada sekitar 120 bangunan liar dalam bentuk bedeng – bedeng tidak permanen dan tidak memenuhi standar serta tidak ada ijin mendirikan bangunan. Menempati kurang lebih 2788 meter persegi, demikian disebutkan Kepala Humas PT. KAI Daop 1 Eva Chairunisa. Sebagian menempel di bantaran Kali Baru. Selain sebagai tempat prostitusi di lokalisasi tersebut terdapat aktifitas perjudian dan minuman keras.
Adanya komplek lokalisasi telah menimbulkan keresahan di lingkungan sekitar lokalisasi tersebut, diantaranya adanya kerusuhan, puncaknya terjadi pada tanggal 12 dan 13 Juni 2022 terjadi kerusuhan penyerangan yang dilakukan warga lokalisasi terhadap warga RT 005 RW 001 Kelurahan Rawa Bunga, Jatinegara. Penyerangan tersebut menimbulkan empat warga luka dan satu rumah rusak akibat timpukan batu.
Salah satu wilayah yang bersinggungan langsung adalah RW 09 Kelurahan Palmeriam Kecamatan Matraman. Sutrisno Ketua RW 09 Kelurahan Palmeriam berharap area eks lokalisasi bisa menjadi ruang terbuka hijau, terlebih dibudidayakan budaya tanam dengan hidroponik akan bisa lebih bermanfaat untuk lingkungan, demikian ujarnya. (sus).