Pesatnya pembangunan kota dapat dilihat dari megahnya gedung-gedung di berbagai titik, hingga fasilitas umum bagi masyarakat.
Kota Bekasi adalah salah satu kota yang perkembangannya tergolong pesat, terlebih pembangunan fisik menjelma sebagai kota metropolitan. Namun di satu sisi, pemerintah perlu lebih serius memperhatikan lingkungan dampak dari masifnya pembangunan di Kota Bekasi.
Pembangunan fisik harus memperhatikan prinsip keberlanjutan. Menurutnya, setiap pembangunan harus menyediakan kompensasi berupa daerah serapan air, berguna untuk mengembalikan air ke dalam tanah. Kompensasi ini salah satunya bisa dalam bentuk kolam resapan.
“Tapi kalau kita lihat lebih dalam, perkembangan itu lebih banyak didominasi, didorong, dimobilisasi oleh pihak swasta. Artinya pengembangan perumahan-perumahan besar, properti-properti besar itu lah yang mendesain kota kita hari ini,” kata Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi, Adhika Dirgantara.
Masifnya pembangunan meninggalkan Pekerjaan Rumah (PR) bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, terkait dengan tata ruang dan pembangunan Sumbar Daya Manusia (SDM). Keduanya harus mulai serius dipikirkan oleh Pemkot Bekasi.
“Artinya bahwa dampak lingkungannya harus diperhatikan. Maka harus ada aturan fungsi tanah sebagai resapan air itu yang kemudian sudah menjadi bangunan digantikan dengan hal lain,” ungkapnya.
Dua hal yang saat ini mesti disikapi serius adalah memperkuat pembangunan SDM, dan memperkuat infrastruktur digital.
“Dua hal ini yang menurut saya menjadi ujung tombak terhadap pelayanan masyarakat yang lebih optimal,” tambahnya. (Adv)