Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Bogor Raya menggelar konsolidasi di Kampus Insititut Pertanian Bogor (IPB) pada Sabtu (6/3/2021) malam. Mereka membahas program Pemerintah Kota Bogor di bidang Pendidikan dan Infrastukur yang masih mangkrak.

LINGKAR INDONESIA – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Bogor Raya menggelar konsolidasi di Kampus Insititut Pertanian Bogor (IPB) pada Sabtu (6/3/2021) malam. Mereka membahas program Pemerintah Kota Bogor di bidang Pendidikan dan Infrastukur yang masih mangkrak.

Dalam pertemuan ini, BEM Se-Bogor mengkaji sejumlah program infrastruktur yang sampai saat ini belum tuntas. Selain itu, juga persoalan bidang Pendidikan yang memperihatinkan, termasuk kaluhan gaji Guru honorer.

Atas hal itu, BEM Se-Bogor memberikan waktu satu pekan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk menyelesaikan dan menanggapi dua masalah tersebut (infrastruktur dan pendidikan).

“Apabila tidak ada tanggapan secara responsif, kita akan sama-sama seluruh BEM Bogor Raya menyegel Balai Kota,” tegas Koordinator BEM Se-Bogor, M. Aditiya Abdurahman dalam keterangan pers, Selasa (9/3/2021).

Konsolidasi BEM se-Bogor ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan kampus diantaranya dari BEM Kesatuan, IPB, Tazkia, AKA, STKIP, UNIDA, UBSI, UNBIN, Alhidayah. Beberapa BEM kampus lainnya tidak bisa hadir karena berhalangan.

Maula dari BEM IPB menyebutkan, konsolidasi kali ini menyesuaikan dengan prioritas Wali Kota Bogor seperti revitalisasi Masjid Agung sejak tahun 2015, Jembatan Otista dan Double Track Bogor-Sukabumi.

David dari Bem STKIP Muhammadiyah mengungkit Kontrak Sosial yang pernah dilakukan antara BEM se-Bogor dengan seluruh Pasangan Calon Wali Kota Bogor saat Pilkada. Kontrak tersebut salah satunya bidang Pendidikan yang saat ini menuai polemik.

“Saat ini terjadi lose generation seperti pembangunan karakter anak-anak di masa pandemi Covid, kejelasan gaji Guru honorer yang masih saja banyak mengeluh tentang gajinya yang ditunggak,” ungkap David.(KML)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan