BEKASI – Pencapaian Kabupaten Bekasi sebagai daerah penghasil padi ke-7 di Jawa Barat harus terus dipertahankan. Hal ini menunjukkan bahwa potensi padi atau gabah di Kabupaten Bekasi sangat luar biasa karena menjadi penyangga pangan di Jawa Barat dan Jakarta.
Menurut anggota Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi M. Himawan Abror, pencapaian tersebut merupakan hasil kerja keras para petani di Kabupaten Bekasi, yang didukung penuh oleh Dinas Pertanian, dengan produksi sebesar 523.024 ton gabah kering.
“Ini sangat luar biasa, perlu dipertahankan malah harus ditingkatkan,” papar politisi PPP yang biasa disapa Tole ini.
Himawan meminta dinas pertanian proaktif dalam membina dan membimbing petani Kabupaten Bekasi. Dinas Pertanian, kata Himawan, agar mendukung dalam peningkatan pertanian khususnya pada pengamanan produksi, sarana dan prasarana pertanian dan kegiatan lain yang mendukung peningkatan produksi pertanian di Kabupaten Bekasi.
“Dampak El Nino juga harus disosialisasikan kepada petani, begitu pula solusinya agar pencapaian pertanian Kabupaten Bekasi bisa dipertahankan,” ujar Himawan.
Seperti diketahui, menurut data Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi saat ini (per Agustus 2023) sudah terdata 12 Kecamatan/wilayah pertanian kekeringan terdampak El Nino.
Menurut Himawan, Dinas Pertanian harus segera melakukan langkah mitigasi dalam menghadapi fenomena iklim El Nino yang diperkirakan terjadi pada Agustus-September tahun 2023.
“Di Kecamatan Tambelang, 1 Hektar lahan persemaian, kemudian 17 hektar lahan pertanaman di Desa Sukaraja, penyebabnya turunnya fungsi saluran air Saluran Sekunder Bulakmangga dan Pisang Batu. Aliran air tidak optimal mengalir karena sedimentasi,” papar Himawan.
Dari temuan lapangan ini harusnya Dinas Pertanian segera melakukan upaya pompanisasi saluran sekunder ke pesawahan dengan menyiapkan mesin pompa.
“Saya harap Dinas Pertanian melakukan pemantauan dan perbaikan di saluran tersier. Juga segera melakukan normalisasi pada saluran sekunder Bulakmangga dan Pisang batu,” lanjutnya.
Kecamatan lainnya yaitu Tarumajaya, tambah Himawan, diduga karena saluran air tidak mengalir akibat tersumbat saluran pembuang Kali Bekasi oleh sampah dari wilayah Kota Bekasi.
Informasinya, kata Himawan, penanganan di Tarumajaya akan dilakukan pembersihan sampah pada kali sehingga aliran air bisa berjalan kembali.
“Kami di DPRD akan terus memantau kondisi pertanian Kabupaten Bekasi, agar tetap terjaga. Anggaran pun tengah kami kalkulasi hingga pertanian Kabupaten Bekasi menjadi juara,” pungkas Himawan, yang juga dikenal jurnalis dan aktifis ini.(Adv)