SEMIN —  Masyarakat Tangkil, Desa Kemejing, Kapanewon Semin begitu antusias menyambut kehadiran Cawabup Gunungkidul nomer urut 2, Martanty Soenar Dewi. Hal itu  telihat saat sosialisasi di salah satu rumah warga.

Menariknya, para warga yang hadir itu didominasi kaum perempuan. Maka tidak heran dengan melihat antusiasme itu, Martanty menyebut bahwa para perempuan Gunungkidul sudah cerdas untuk memilih siapa yang mampu memimpin Gunungkidul selama 3 tahun 8 bulan.

”Dari sejarahnya sejak pertama kali kepala daerah yang dipilih langsung rakyat, Gunungkidul ini selalu diisi pemimpin berpasangan. Yakni Laki laki dan perempuan,” katanya.

Lalu Martanty bercerita saat pilihan kepala daerah secara langsung untuk kali pertama, yakni pada tahun 2005-2010. Saat itu yang memimpin Gunungkidul pasangan Soeharto SH – Hj. Badingah, kemudian pada 2010 – 2015, Soempeno Putro- Hj Badingah.

Saat itu Bupati Sumpeno Putro hanya memimpin sekitar 3 bulan, karena meninggal. Lalu digantikan Hj. Badingah. Sedangkan wakilnya Immawan Wahyudi. Kemudian pada 2015 -2020. Kembali pasangan Hj Badingah-Immawan Wahyudi dipercaya masyarakat untuk memimpin Gunungkidul.

”Jas Merah, jangan sekali-sekali lupakan sejarah. Selama ini Gunungkidul selalu dipimpin secara berpasangan. Ibaratnya bapak dan ibu. Sehingga Gunungkidul seperti sekarang ini,”ujarnya.

Masyarakat Gunungkidul  yang 51,5 persen adalah pemilih perempuan. Maka Martanty menegaskan, kaum perempuan harus mencari pemimpin yang bisa melindungi dan memperhatikan kebutuhan perempuan seperti Bupati Badingah.

Oleh karena itu Martanty mengajak perempuan coblos paslon yang ada perempuannya pada pilkada 9 Desember 2020 mendatang. ”Coblos no 2,”(NET)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan