Aston Hotel 10/03/2021 dipelopori pertemuan bulanan terhadap monitoring kasus HIV/Aids di Kota Bekasi dengan dihadiri oleh NGO, Penggiat , LSM, Dinas Kesehatan, dan peneliti.

Jaringan Indonesia Positif Bahas Pertemuan Lintas Organisasi Penggiat dan Stakeholder Terkait Penanganan HIV dan AIDS Di Kota BekasiMEDIA LINGKAR INDONESIA – Aston Hotel 10/03/2021 dipelopori pertemuan bulanan terhadap monitoring kasus HIV/Aids di Kota Bekasi dengan dihadiri oleh NGO, Penggiat HIV AIDS, LSM, Dinas Kesehatan, KPA dan peneliti.

Dalam penanggulangan HIV Aids di kota Bekasi dengan jumlah kurang lebih 5000 berdasarkan data dinas kesehatan kota Bekasi dan 16.000 di wilayah Jabar ini menjadi perhatian penting bagi pemerintah baik eksekutif dan legislatif di kota Bekasi.

Ike sebagai ketua acara dalam forum monitoring penanggulangan HIV Aids di wilayah Bekasi dan juga sebagai anggota Jaringan INDONESIA Positif (JIP) menjelaskan kepada awak media lingkar Indonesia bahwa, penanganan kasus HIV Aids di kota Bekasi memang tidak segampang membalikkan tangan kasus per kasus, keluhan dari bawah atau dari populasi kunci menyatakan susahnya permintaan obat ARv dan sejenisnya artinya distribusi mulai dari Kemenkes kepada propinsi Jabar dengan keterlambatan data SIHA yang berdampak setiap pengidap membutuhkan kontribusi obat. Di sisi lain saya dengan rekan-rekan mengadakan pertemuan ini demi menggalang persoalan yang terjadi dan memberikan solusi kepada pemerintah daerah, SKPD , dan legislatif kota Bekasi bagaimana pentingnya menanggulangi permasalahan HIV Aids di kota Bekasi itulah yang harus kita lakukan.

Selanjutnya saya berterima kasih kepada perwakilan dinas kesehatan yang diwakili oleh dr.lili bahwa beliau menjelaskan data-data yang terkait pengidap dalam SIHA, ataupun Adminduk harus dikolaborasikan dengan pemerintah daerah baik itu Diskucapil , KPA sebagai leading sektor menyampaikan informasi utuh dari bawah agar semua mendapat hak yang sama. Selanjutnya setiap puskesmas di 12 kecamatan setidaknya 42 puskesmas akan direncanakan untuk layanan VCT (konseling testing sukarela) dan pelayanan obat bagi penyandang HIV Aids (PDP) selain daripada 3 rumah sakit. Insa Allah dalam waktu dekat akan di bicarakan di dinas kesehatan. Semoga bisa mengikuti daerah lainnya.

Ike menjelaskan kepada forum bahwa seluruh aktivis HIV Aids akan selalu menggalang perbaikan dan sebagai bentuk kemanusiaan terhadap komunitas HIV Aids yang selama ini sudah memberikan terbaik bagi komunitas, maupun Penggiat baik education, pemberdayaan, dan memberikan solusi bagi penggiat HIV Aids. Pungkasnya.

Semoga dalam pertemuan kali ini mampu memberikan jawaban bagi pemerintah daerah dan pihak DPRD untuk solusi terbaik dalam menanggulangi HIV Aids di kota Bekasi. Saya akan terus mendukung Komisi penanggulangan HIV Aids kota Bekasi, NGO,Penggiat, peneliti dalam merumuskan kebijakan agar pemerintah mendukung para aktivis Penggiat HIV Aids menjadi sinergis bersama pemerintah sesuai undang-undang kementerian kesehatan, peraturan pemerintah, dan UU penanggulangan HIV Aids. Artinya semua stakeholder dan semua penggiat menjadi kolaborasi dan memajukan index kesehatan di kota Bekasi lebih baik. Pungkasnya. (Gz)

Bagikan:

Tinggalkan Balasan