LINGKAR INDONESIA (Kota Bekasi) – Selama Pekan pertama dan kedua bulan Januari 2023, Media Lingkar Indonesia menyelenggarakan polling calon Wali Kota Bekasi via sarana StrawPoll untuk maksimal 2.000 voters.
Tiap voter hanya bisa menggunakan satu kali untuk vote melalui fasilitas handphone.
Adapun nama-nama yang tercantum dalam polling adalah hasil rekam situasi Media Lingkar Indonesia dari perbincangan di tengah – tengah masyarakat Kota Bekasi.
Berikut hasilnya:
Ade Puspita Sari, S.sos.MBA 1. 236 votes (81,37%)
Heri Koswara, MA 109 votes (7,18%).
Brigjen TNI (P) Kemal Hendrayadi, SIP 84 votes (5,53%)
H. Tri Adhianto Tjahyono, SE.MM 74 votes (4.87%)
Abudl Rosyad Irwan.S.SE 16 votes (1.05%)
Hasil tersebut menurut Pimred Media Lingkar Indonesia, Imam Trikarsohadi, hanya sebatas potret situasi ditengah-tengah masyarakat.
“Ini gambaran super mikro, dan voters sebatas mereka yang akrab menggunakan handphone. Jadi sama sekali bukan hasil analisa, hanya semacam tangkapan potret situasi saja,” ujarnya.
Ihwal bagaimana para pihak menyikapi polling tersebut, kata Imam, itu terserah para pihak yang berkepentingan.
“Kita hanya menampung dan mempublikasian aspirasi masyarakat Kota Bekasi, dan polling akan kembali dilakukan untuk 2.000 voters berikutnya pada pekan pertama dan kedua Bulan Februari mendatang,” paparnya.
Lebih jauh Imam menjelaskan, sebagaimana sifat polling. Ia memberikan hak yang sama kepada semua orang untuk menilai dan bersikap. Sebab itu, membuat polling dipandang sebagai representasi opini publik.
“Dalam polling, setiap individu memiliki posisi yang sama ketika mereka terpilih atau memutuskan diri sendiri sebagai responden, sehingga agregat status sosial ekonomi tidak menjadi penting karena mereka diperlakukan secara anonim. Polling dan politik merupakan kedua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya memiliki hubungan,” paparnya.
Menurut Imam, polling dapat dilakukan sebelum pemilihan dilakukan (pra election), saat tahapan berlangsung (on election) dan setelah pemilihan berlangsung (quick count atau exit poll).
“Pra election berguna untuk mengetahui kandidat mana yang paling memiliki derajat elektabilitas yang tinggi, sehingga dapat menjadi strategi partai politik dalam mengusung nama kandidat,” urainya.
Sedangkan polling pada saat tahapan pemilihan berlangsung (on election), kata Imam, ditujukan untuk mengetahui sejauh mana derajat elektabilitas yang dimiliki oleh para kandidat.
“Pasca election, hasil polling dalam bentuk quick count ataupun exit poll dapat menjadi alat kontrol dan memunculkan mekanisme check and balance terhadap hasil suara pemilu atau pilkada,” pungkasnya. (dmr).