
Lingkar Bekasi, Dalam rangkaian acara Fisip Education And ART (FEAR IX), Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) UNISMA Bekasi menggelar Refleksi Sumpah Pemuda dalam title Diskusi Publik Kepemudaan yang dilaksanakan di arena parkir Kampus Fisip Blok Gd. B UNISMA Bekasi, Jl. Cut Meutia 83 Bekasi Kamis Malam (24/10)
Senat Fisip menghadirkan perwakilan-perwakilan Komponen Muda baik itu dari Pelaku/Aktifis 98 Bung Olisias Gultom, Mahasiswa ISTN Jakarta Selatan dan terlibat Langsung dalam Gerakan 1998 dalam menumbangkan rejim Soeharto, Lukman Hakim Sekjen LKJ yang juga merupakan Keluarga Alumni Fisip Unisma dan Pemateri perwakilan dari KNPI Kota Bekasi. ( Sekaligus 3 Pembicara)
“30 % Penduduk Indonesia kini adalah Golongan Muda, Hampir 80 Juta penduduk Indonesia masuk dalam generasi Jaman Now, Era Milenial Familiarnya” Ujar Lukman membuka session diskusi Malam itu.
Potensi besar sekaligus tantangan yang juga tidak kalah berat dalam menghadapi kondisi masa datang. Jika generasi Dunia Muda Kreatif, Inovatif, Aktif, Gigih menjalani potensinya maka Kaum muda akan memenangkan Dunia.
Lukman Menambahkan “Ciri Anak Muda adalah berfikir terbuka, teguh dalam sikap, Berani. Anak muda harus terus bergerak jangan berhenti berdialektika. Jangan Mager..!”
Sementara Olisias Gultom, yang juga Aktifis NGO Internasional melihat dari sudut yang berbeda, dunia Gagdet yang muaranya menguasai cara dunia bergerak. belum lagi Media ini telah melahirkan perusahaan-perusahaan Kapital besar yang menguasai setiap detail data seluruh kondisi dunia.
“Gadget telah menciptakan mesin yang secara tidak sadar sedang menentukan alam fikir kita. Generasi Milenial gagap jika sehari tanpa gadget. Kita telah memiliki Candu Baru” Tegas Olis panggilan yang lebih familiar di dunia Aktifis.
Mahasiswa harus mengisi cara pikirnya dengan kajian-kajian kritis, berani, literatif, bukan sekedar mengisi nya hanya dengan Informasi-informasi.
Generasi Bung Karno, Hatta, Tan Malaka dan lainnya adalah kelompok muda yang Kritis, yang senantiasa mengorganisir kesadaran rakyat, bersama rakyat yang kemudian sangat memberikan jasa dalam membentuk sebuah Republik yang kemudian bernama Indonesia. Yang kita cintai ini.
Mahasiswa, bahwa rakyat menunggu Pekikkan Kata Merdeka, Jiwa yang Sentosa, Suara itu jelas terdengar Kawan Bekasi. “Pungkasnya Pemateri”.