MEDIA LINGKAR INDONESIA Perkembangan zaman yang dengan cepat terus berubah menuntut adaptasi umat manusia agar mampu mengiringi irama zaman dengan tetap taat dan patuh pada ketentuan agama. Tantangan zaman ke depan juga semakin kompleks dan dinamis karena banyak faktor, seperti akselerasi perkembangan teknologi yang banyak mempengaruhi peradaban, kebiasaan dan perilaku umat manusia.

Dalam konteks inilah maka para santri sebagai penerus dan pengawal keimanan serta kesholihan harus terus berupaya untuk meningkatkan semangat belajar agar menjadi manusia yang sukses lahir dan bathin, dunia dan akhirat “, ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi setelah memberi arahan dan motivasi belajar bagi seluruh santri dan pengasuh pondok pesantren Al Hidayah, Pamokolan Cihaurbeuti kabupaten Ciamis, Jum’at (10/9/2021)

Hal tersebut disampaikan Dede setelah menghadiri acara pelantikan pengurus organisasi santri pondok pesantren Al Hidayah dibawah asuhan sesepuh KH. Endang Syamsudin. Dalam acara yang dimoderatori oleh Irpan, S.Sos ini, diawali oleh paparan singkat pesantren yang disampaikan oleh Gus Hafidz.

Ketum DPP Prawita GENPPARI pada kesempatan tersebut hadir didampingi oleh sejumlah pengurus lainnya dan juga pengurus DPD Prawita GENPPARI kabupaten Tasikmalaya. Ia menjelaskan bahwa kehadirannya dalam rangka memenuhi undangan untuk memberikan motivasi dan semangat belajar kepada seluruh santri agar semakin berprestasi dan berguna bagi agama, keluarga, nusa dan bangsa.

Dalam paparannya, Dede memulai dengan menceritakan sekilas perjalanan hidupnya dimana sudah menjadi yatim piatu sejak masih sekolah di SMA. Meskipun statusnya sebagai anak yatim piatu tidak berarti mengendorkan semangatnya dalam meraih cita – cita.

Berbicara tentang cita – cita, menurutnya cita – cita itu HARUS ditulis agar senantiasa teringat, jelas dan ada tolok ukurnya serta ada dorongan kuat untuk mencapainya. “Jika cita – cita hanya terucap saja, maka akan mudah lupa dan tidak ada tanggung jawab atau dorongan kuat untuk mencapainya “, ujarnya.

Disamping itu, Ia juga mengingatkan untuk selalu menghormati orang tua dan guru yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidiknya dengan penuh kasih sayang. Menurut pengalamannya selama menjadi pendidik, ia sering menemukan siswa/mahasiswa yang mengalami hambatan dan kesulitan dalam penyelesaian belajar karena memiliki masalah dengan orang tuanya.

Bahkan mungkin masalah tersebut tidak disadarinya, seperti ada perbuatan atau ucapan yang menyinggung atau menyakiti orang tuanya. Oleh karenanya, dia mengingatkan agar senantiasa menjaga diri dari perbuatan atau ucapan yang mungkin bisa menyinggung orang tua atau gurunya. “Seringlah memohon maaf dan ridlo dari orang tua agar diberi kelancaran dalam belajar dan diberi keberkahan dalam hidup “, ungkapnya.

Di samping itu Dede pun mengingatkan pentingnya untuk memanfaatkan waktu dengan sebaikmungkin. Tidak boleh ada waktu yang terlewatkan dengan sia – sia tanpa manfaat yang bisa dipetik. Manfaatnya bisa untuk diri sendiri ataupun orang lain dan lingkungan sekitar.

Setiap orang memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam dalam sehari. Namun ada yang mampu memanfaatkan waktu tersebut dengan baik, ada juga yang tidak. Dan orang yang suskses adalah orang yang bisa memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan sebaikmungkin, serta membuang jauh untuk menyia –nyiakan waktu sehingga terbuang tanpa manfaat.

Seluruh rangkaian acara berlangsung dengan khidmat dan diikuti oleh seluruh santri dan pengasuh dengan penuh semangat. Memang seperti itu, acara – acara motivasi yang senantiasa diberikan oleh Ketum DPP PRAWITA GENPPARI ini, yang juga sekaligus motivator nasional bahkan beberapa kali menjadi pembicara dalam event internasional.

Diakhir paparannya Dede juga mengenalkan konsep pembangunan Desa Wisata berbasis pesantren dengan konsep 4 P-nya, yaitu Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Peternakan. Menurutnya pondok pesantren bisa secara aktif berperan dalam mendesain dan mengembangkan pariwisata yang ramah muslim, dari mulai pelayanan, atraksi, homestay, makanan/minuman dan pesan – pesan religi agar menjadi insan yang mulia.

Terakhir Dede pun menjelaskan tentang bahaya narkoba yang disinyalir sudah masuk sampai ke desa – desa. Ia berharap agar para santri bisa berperan aktif dalam upaya pencegahan narkoba dan menciptakan desa yang bersih dari narkoba (Desa Bersinar).

“ Indonesia ini negara yang luas dan besar, tanggung jawab menjaga keselamatan bangsa dan negara tidak bisa hanya diserahkan kepada aparatur saja. Semua warga negara memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjaga dan merawatnya. Mari menjaga Indonesia yang indah ini agar tetap aman, tenteram, lestari dan maju.

Banyak tokoh – tokoh besar yang lahir dan dibesarkan di pesantren. Jasa pesantren dan ulamanya sungguh sangat besar bagi republik ini, sehingga tinta emas mencatatnya dalam sejarah perjalanan bangsa yang tidak boleh dilupakan “, pungkas Dede.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan