LINGKAR INDONESIA (Tasikmalaya) – Tokoh nasional multi talenta asal Tasikmalaya ini, kiprahnya dalam pembangunan kualitas SDM bangsa sudah tidak diragukan lagi.

Ia menaruh perhatian yang sangat besar terhadap pemenuhan kompetensi melalui jalur pendidikan ataupun pelatihan. Termasuk penguatan SDM kependidikan untuk meningkatkan mutu lulusannya, dan juga evaluasi kurikulum pendidikan yang berkelanjutan.

“Kurikulum pendidikan pada dasarnya dirancang agar bisa menjawab tantangan dan kebutuhan zaman. Oleh karena itu kita harus memahami dulu tantangan zaman yang akan datang berdasarkan prognosa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berimplikasi pada perubahan perilaku manusia ,” ujar Dede.

Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan pandangan dalam ceramah Ramadhan dihadapan 300 orang Guru Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Al Muttaqin kota Tasikmalaya, Sabtu (15/4/2023).

Kegiatan ini mengambil tema “Membangun Kebersamaan Melalui Perjuangan Pendidikan”. Hadir pada kesempatan tersebut seluruh pengurus yayasan Al Muttaqin, pimpinan lembaga, para kepala sekolah dan jajaran pimpinan lainnya, dan diikuti oleh seluruh guru yang bernaung di lembaga tersebut, mulai tingkat TK sampai SMA. Acara dibuka oleh pimpinan yayasan dengan sambutan dari pimpinan lembaga.

Adapun tempat pelaksanaan berlangsung di aula SMP Al Muttaqin jl. Ahmad Yani, kota Tasikmalaya.

Pada kesempatan ini, Dede Farhan Aulawi memaparkan berbagai tantangan zaman akibat akselerasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berimbas pada perubahan mental dan karakter generasi muda, termasuk di dalamnya anak – anak sekolah.

Dengan demikian maka seyogyanya kurikulum pendidikan harus mampu merespon tantangan peradaban tersebut. Jika belum terakomodir dalam kurikulum yang ada, maka bisa ditambahkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler yang berorientasi pada penambahan wawasan dan penguatan karakter bangsa.

Hal ini harus dilakukan karena proses pendidikan sejatinya tidak hanya sekedar melahirkan manusia yang cerdas semata, tetapi juga harus memiliki integritas dan akhlaq yang mulia serta ketaqwaan terhadap Allah SWT.

Tidak lupa Dede juga mengingatkan tentang pentingnya ketauladanan dari para Guru dalam bertutur dan bersikap, khususnya di lingkungan sekolah. Termasuk ikhtiar dalam menanamkan kedisiplinan, rasa tanggung jawab dalam bingkai kebersamaan dan solidaritas sosial.

“Profesi guru itu sangat mulia, sehingga harus ada dorongan kuat untuk bekerja secara ikhlas dalam mendidik murid – murid. Tidak sekedar menyampaikan pelajaran saja, tetapi juga memberikan contoh ketauladanan agar terlahir siswa yang cerdas, sholih dan bertaqwa,” pungkasnya. (*/MLI).

Bagikan:

Tinggalkan Balasan