Oleh : Daris Eko Purnomo

Sedulur PATRI, ijin berbagi cerita. Nama Daris Eko Purnomo. Saya lahir di Lampung. Tepatnya Desa Sri Basuki, Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah.

Kami 5 bersaudara. Kebetulan saya bontot (Ragil, anak terakhir). Kakak perempuan 3 dan laki-laki 1. Saya sejak kecil termasuk keluarga  sangat miskin. Sejak kecil tidak pernah mengenal sosok ayah. Karena sejak umur 3 tahun ayah sudah meninggal. Semenjak itu ibu banting tulang mencari nafkah, untuk menyambung hidup anak anaknya. Kebetulan kakak yang ke 1 dan 2 sudah menikah. Kakak yang ke 3 umur 9 tahun, dan yang ke 4 umur 7 tahun.

Sejak kecil kami sekolah sambil kerja. Pokoknya, bagaimana caranya agar bisa sekolah. Saya SD tamat 1987, SMPN 1 Seputih Banyak 1990. Paling berat saat masuk SMEA. Alhamdulilah sekolah setahun, sambil ikut orang dibiayai. Tapi tidak kuat. Karena dituduh mencuri sandal. Akhirnya pulang kerumah, dan cerita sama ibu. Agar tetap bisa sekolah waktu kelas 1 SMEA Paramarta Seputih Banyak, pelihara kambing sistem gadhuh (Jawa). Setiap sebulan menjelang semester idzin Kepala sekolah dan guru untuk mencari biaya sekolah. Alhamdulillah diidzinkan. Dengan perjuangan berat, SMEA akhirnya bisa lulus (1993).

Setelah lulus berpikir cari kerja. Alhamdulillah diterima di tambak udang Labuhan Maringgai (PT Naga Dinar Perkasa, cabang Jakarta). Gaji awal Rp 75 000 (1993) per bulan. Tahun 1997 menikah. Tahun 1998, saat istri hamil saya dirumahkan perusahaan bangkrut karna krisis moneter. Anak pertama lahir 1999,   keadaan nganggur. Mungkin, karena masih muda, tidak tahan cobaan ekonomi, tahun 2000 istri minta cerai. Qodarullah.

Setelah cerai keadaan berubah. Bangkit kembali. Bekerja di tambak udang Tulang Bawang (PT. Dipasena Citra Darmaja). Alhamdulilah tahun 2007 menikah lagi, dikaruniai anak 2 perempuan. Setelah dipikir-pikir hidup belum ada perubahan. Merenungkan nasib. Bagaimana bisa punya tempat tinggal dan punya tanah? Alhamdulillah, ada info. Peluang lowongan transmigrasi ke Kalimantan Tengah.

Setelah ada kepastian berangkat, tahun 2013 plasma tambak udang saya jual untuk sangu modal ke Kalimantan. Jual murah, 1 paket Rp 16 juta. Kalau harga sekarang kisaran Rp 300 sampai Rp 500 juta. Alhamdulilah hati terasa damai. Karena punya rumah sendiri dan tanah sendiri. Walaupun sekarang situasi dan kondisi belum mendukung. Masih tahap pembelajaran dengan alam. Tapi  suatu saat insya Alloh akan mengenyam manisnya kehidupan sekeluarga.

Sebagai info. Transmigran asal Lampung Tengah 10 KK. Terdiri

Kecamatan Seputih Banyak 5 KK, Bandar 5 KK. Tujuan Desa Kahuripan Permai, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah

Kami tiba lokasi 4 Desember 2013.  Alhamdulillah, 2014 disambut banjir. Pada 2015 disambut banjir lagi. Puncaknya, 2016 banjir  sampai ketinggian air 120 cm. Akses lumpuh total. Warga mengungsi di jalan Poros antar propinsi yang tidak terendam air. Alhamdulillah, dapat bantuan makan dan minum dari BNPB Kapuas. Kami menginap berhari-hari di tenda yang disediakan BNPB. Kemudian Bupati datang,  dapat bantuan sembako dan selimut. Setelah surut warga pulang masing masing kerumah.

Kejadian lainnya. Tahun 2018 kebakaran hutan dan lahan. Tahun 2020 air menggenang 8 bulan. Tapi tak separah th 2016. Alhamdulillah, dengan kesabaran dan keikhlasan warga transmigran, Dadahup tahun 2021 ada masuk program pemerintah. Program food estate, ketahanan pangan nasional.

Pembangunan proyek besar dan pintu air irigasi banyak titik di 16 desa kecamatan Dadahup dan kapuas murung, air bisa dikendalikan, jembatan beton penghubung, dan jalan aspal, jalan Poros yang dulu susah dilewati, perlu 3 jam ke kecamatan, setelah diaspal -+ 40 menit saja. Jalan Poros sudah aspal. Warga transmigrasi optimis. Suatu saat akan datang manisnya kehidupan.  Aamiiiin.

Sekarang ini penjualan hasil bumi pedagang masuk sampai lokasi. Panen hasil pertanian di depan rumah. Atas semuanya itu saya ucapkan terimakasih kepada pemerintah pusat maupun daerah, yang telah membangun daerah transmigrasi kami.

Sekian dulu dari saya bila mana ada kata yang kurang berkenan mohon dimaafkan.

Trimakasih

Salam PATRI Satu Jiwa

 

Bagikan:

Tinggalkan Balasan