Oleh : Ir. Sunu Pramono Budi.MM
Mengapa ikon grup POKJA POLITIK PATRI menggunakan gambar bom? Mudah-mudahan diantara kita bisa menduga dan menjelaskan dengan baik.
Hampir dapat dipastikan, kebijakan penyelenggaraan negara adalah hasil keputusan politik. Keputusan itu bisa berupa kompromi-kompromi antar faksi politik. Masing faksi mewakili kepentingan kelompok yang ada dibelakangnya. Terus, apa kaitannya dengan gambar bom?
Ingat peristiwa bom atom di Hiroshima dan Nagasaki Jepang pada 6 dan 9 Agustus 1945?. Akibat bom atom itulah Jepang takluk tanpa syarat kepada tentara sekutu. Padahal sebelumnya tentara Dai Nippon itu begitu beringas merangsek di Asia Pasifik. Akibat bom atom pula Indonesia dapat “berkahnya”. Tak lama kemudian Indonesia memerdekakan diri pada 17 Agustus 1945. Tapi sayangnya bom itu tidak khusus menghancurkan fasilitas militer. Dilaporkan banyak rakyat tak berdosa ikut menderita. Seperti cacat karena efek radiasi. Tragis.
Keputusan Politik memang mirip bom. Jika dibuat dan diterapkan oleh ahlinya, akan bermanfaat bagi warga bangsanya. Sebaliknya jika digunakan tanpa adab, berakibat derita berkepanjangan.
Teknologi bom zaman dulu berbeda dengan zaman sekarang. Karena teknologinya belum secanggih sekarang. Bom sekarang dipandu laser. Sehingga jatuhnya tidak lagi sembarang tempat. Bom zaman dulu jatuh bebas. Sehingga yang kena sasaran bukan fasilitas militer semata. Misalnya: Rumah ibadah, rumah sakit, gedung sekolah, panti asuhan dan sarana umum ikut hancur.
Sekarang sudah ada bom cerdas. Apalagi sudah ada teknologi geospasial. Sehingga sasaran bom relatif tepat menghancurkan objek vital. Seperti peluru kendali (rudal) saat ini. Dengan mengatur titik koordinat, maka objek vital yang dituju bom atau rudal itu relatif akurat.
Kembali kepada Kader PATRI. Warga PATRI yang ingin terjun sebagai politikus agar bercermin pada kerja bom cerdas. Supaya dapat membuat bom cerdas, maka wajib terus mengasah keahlian. Bisa dilakukan di induk organisasinya masing-masing. Diantaranya keahlian cara berdebat secara sehat, menyusun konsep, peta potensi, menerapkan kebijakan, dan penguasaan mental. Termasuk juga memahami kebijakan negara serta visi dan misi organisasi. Hal ini sangat diperlukan. Karena agar bom politik yang dihasilkan termasuk bom cerdas.
Kesalahan membuat bom politik sangat merugikan. Bukan hanya menghancurkan kepentingan umum, tetapi bisa menjadi boomerang. Bom yang justru menghancurkan organisasi dan dirinya sendiri. Waspadalah.(Penulis adalah Ketua Umum DPP PATRI).