Oleh H. M.Saifuddaulah,SH.MH.M.Pd.I (Ketua DPRD Kota Bekasi)
Era digital dan cepatnya arus informasi karena media sosial. Lebih banyak menampilkan sisi negatif dari pejabat serta publik figur. Hampir bahwa “bad news is good news”. Bahkan makin ke sini, semakin miris atas pemberitaan banyaknya pejabat publik dan tokoh publik yang tidak seirama antara perkataan dan perbuatan. Bahkan hidup dengan bergelimang kemewahan, dan terjerat kasus korupsi.
Tiadanya keteladanan dari para pemimpin bangsa akan semakin membuat bangsa ini terperosok semakin dalam. Anak-anak bangsa yang sedang menempuh jenjang pendidikan semakin sulit mencari tokoh-tokoh yang patut mereka idolakan. Kondisi tersebut semakin menyulitkan proses pendidikan karakter di sekolah. Di tengah sulitnya mendapatkan keteladanan dari pemimpinan bangsa, sekolah perlu semakin kreatif agar internalisasi nilai-nilai karakter berhasil dilakukan.
Memaknai Hari Pahlawan 2022 dengan tema “Pahlawanku, Teladanku” menjadi media untuk semua anak bangsa menggali kembali perilaku kesederhanaan, perjuangan dan pengorbanan para pahlawan. Dengan keikhlasan seorang Bung Karno, Bung Tomo, KH Hasyim Asy’ari, Bung Hatta, Pattimura, Cut Nyak Dien, dan para pahlawan lainnya, bisa kita petik dan ambil tauladan untuk kehidupan yang kita hadapi ini. Terutama bagi kaum muda, penerus bangsa.
Dari buku sejarah dan buku para pahlawan kita mendapat kisah kesederhanaan hidup dari para pejabat publik di negeri ini. Ada kisah tentang Bung Hatta yang hanya bisa menyimpan lipatan gambar sepatu Bally yang dia idam-idamkan dan akhirnya tak pernah terbeli sampai akhir hayatnya. Juga kisah M. Natsir yang memakai pakaian penuh tambalan meskipun ia seorang perdana menteri.
Belum lagi kita bisa ambil tauladan pengorbanan lahir dan batin. Seperti dilakukan pahlawan Kota Bekasi, KH Noer Alie, yang mengorbankan jiwa, raga dan hartanya untuk perjuangan kemerdekaan. Serta mencerdaskan anak bangsa dengan mendirikan komplek pesantren At Taqwa, Ujung Harapan.
Memaknai Hari Pahlawan, bagi pejabat publik sudah semestinya, kita menjaga diri dari perilaku yang dapat mencoreng muka. Berhati-hati dalam bertindak. Juga menjaga marwah jabatan yang dipegang. Sadar sepenuh hati bahwa jabatan yang dimiliki merupakan amanah rakyat.
Begitu pula kepada para pendidik, menjadi tugas maha berat di era yang serba instan ini. Memberi tauladan kepada anak didik sebuah keniscayaan. Berikan pemahaman kepada anak bangsa bahwa pengorbanan dan perjuangan serta kesederhanaan hidup para pahlawan bisa menjadi tauladan agar spirit patriot tertanam dalam jiwa anak-anak generasi penerus bangsa. Mereka tak sebatas mencintai negeri ini, tetapi memiliki jiwa pantang menyerah demi kejayaan bangsa.
Maksud dan tujuan memperingati Hari Pahlawan adalah untuk mengenang dan menghormati perjuangan para pahlawan dan pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan. Membangun ingatan kolektif untuk kemudian menggerakkan kesadaran masyarakat agar mau meneladani dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur pahlawan dalam kehidupan sehari-hari. Merperkuat Persatuan dan kesatuan bangsa dengan dilandasi semangat dan nilai kepahlawanan dalam bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia, meningkatkan rasa kecintaan serta kebangggaan sebagai bangsa dan negara Indonesia.
Dengan Hari Pahlawan ini, diharapkan dapat terus menggugah kesadaran segenap bangsa untuk terus bersatu dan berjuang untuk kesejahteraan bangsa. Tanpa harus tergantung pihak lain.
Selamat Hari Pahlawan. Pahlawanku, Tauladanku. Mari kita hargai dan tauladani jasa dan pengorbanan para pahlawan dengan komitmen dan kerja nyata untuk rakyat. Semoga jasa dan pengorbanan para pahlawan mendapatkan balasan yang terbaik dari Alloh SWT, kebahagiaan di Akhirat.(*)