LINGKAR INDONESIA – Pandemi di Jakarta mulai reda. Tapi, bukan berarti gaduh nuansa politik berhenti.
Kini gaduh beralih dari Corona menjadi interpelasi. PSI yang mengklaim sebagai inisiasi interpelasi dan diekori oleh PDIP mengusung interpelasi soal balapan Formula E.
Manuver PSI dan PDIP ternyata kurang laku. PDIP sebagai pemenang pemilu dan peraih kursi terbanyak di Kebon Sirih nampaknya menjadi cemooh fraksi lain.
Ada kesan PDIP sedang mengekor manuver PSI. Hingga berita ini diturunkan ada 7 fraksi yang menolak interpelasi.
Penolakan 7 fraksi jelas. Alasan interpelasi tidak urgen atau bukan hal penting dalam situasi pandemi Corona.
Apalagi banyak pekerjaan rumah atau PR DPRD soal penanganan corona, kebangkitan ekonomi warga hingga penuntasan PHK. Belum lagi, banyaknya rancangan peraturan daerah alias Raperda yang belum disahkan.
Jika dihitung secara politik, pro interpelasi hanya 33 anggota yakni Fraksi PDIP ada 25 orang dan Fraksi PSI ada 8 orang.
Lalu yang nolak interpelasi yakni Fraksi Gerindra = 19, Fraksi PKS = 16, Fraksi Demokrat = 10, Fraksi PAN = 9, Fraksi NasDem = 7, Fraksi Golkar = 6 dan Fraksi PKB & PPP = 6. Dari jumlah itu totalnya yakni 73 anggota.
“Kita jalan terus, kita fokus (menangani pandemi). Bagi kami, yang penting warga Jakarta, bukan interpelasi,” kata Anies kepada wartawan di Jakarta, Jumat (27/8).
Anies menjelaskan, pihaknya fokus menangani pandemi agar warga Jakarta selamat dan bisa bekerja dengan tenang. “Ini (interpelasi) persoalan yang tidak menyita perhatian kita sama sekali. Justru malah kita lebih fokus menangani Covid-19,” ujarnya.
Menurut Anies, interpelasi merupakan hak yang melekat pada anggota DPRD DKI. Oleh karenanya, biarkan proses itu berjalan di internal dewan.
“Biarkan itu proses berjalan di internal dewan karena itu bukan menyangkut kami. Ini adalah usulan di dalam dewan yang nanti akan diproses secara internal oleh dewan,” ucapnya.(AL)