LINGKAR INDONESIA (Jakarta) – Bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan mengemukakan prinsipnya jika terpilih sebagai Presiden ke-8 RI, yakni satu perekonomian, satu kesemakmuran.
Menurut Anies, prinsip itu untuk mewujudkan sila ke lima Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Inilah yang kita arahkan ke depan, satu perekonomian, satu kesemakmuran,” kata Anies Baswedan saat menyampaikan pidato politik pada acara pengukuhan relawan Amanat Indonesia (ANIES) di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (7/5/2023).
Dijelaskannya, Indonesia merupakan bangsa yang besar dengan sejarah yang panjang. Indonesia pernah menjadi pusat perdagangan dunia. Bahkan, Laut Jawa, Selat Sunda, dan Selat Sulawesi menjadi wilayah laut internasional.
Namun, lanjut Anies, saat ini persoalan utama Indonesia adalah ketimpangan. Padahal, berbeda dengan masa lalu, Indonesia saat ini merupakan negara kesatuan.
“Iya negara kita satu, bahasa kita satu, wilayah kita satu, tapi kesemakmurannya masih berbeda-beda. Inilah yang kita akan arah ke depan. Satu perekonomian, satu kesemakmuran,” paparnya.
Anies berharap dengan prinsip satu perekonomian dan satu kesemakmuran, tidak ada lagi ketimpangan. Tidak ada lagi satu desa lebih makmur dibanding desa lainnya.
Untuk menjelaskan prinsip tersebut, Anies mencontohkan kinerjanya selama lima tahun memimpin Jakarta.
“Penegakan kita saat itu adalah Jakarta satu kesemakmuran. Apa yang terjadi? Mereka sekarang ini semua menikmati listrik lengkap, air bersih lengkap kesehatan, pendidikan. Ini adalah komitmen kita, bahwa dalam wilayah dan teritori yang sama kita harus satu kesemakumuran,” urainya.
Ia pun menekankan bahwa Republik Indonesia tidak didirikan dengan perhitungan ongkos hitung dan rugi. Republik Indonesia didirikan untuk seluruh tumpah darah Indonesia.
“Jadi kita bicara soal Indonesia yang satu kesemakmuran, bukan Indonesia yang terpisahkan karena kesejahteraan yang berbeda-beda. Prinsip yang kita tekankan adalah pertumbuhan yang berkualitas, tidak sekadar pertumbuhan dengan angka-angka yang tinggi. Inilah yang kita ingin jangkau kepada semua,” ujarnya.
Ihwal Pemilu 2024
Terkait kontestasi dalam Pemilu 2024, Anies menilainya sebagai proses penentuan kembali arah bangsa. Menurutnya, Pemilu 2024 bukan hanya persoalan meneruskan atau tidak meneruskan program.
“Pemilu 2024 bukan soal meneruskan atau tidak meneruskan sebuah program, bukan. Pemilu 2024, Pemilu 2019, Pemilu 2014, dan pemilu-pemilu lainnya adalah sebuah kesempatan untuk menengok kembali arah perjalanan bangsa. Republik ini didirikan dengan cita-cita, janji, menghadirkan keadilan bagi semua,” paparnya.
Anies memandang gelaran pemilu setiap lima tahun adalah upaya untuk melihat kembali arah bangsa.
“Itulah sebabnya bicara tentang kesemakmuran harus konkret. Kami coba wujudkan kemarin di Jakarta. Dan Insya Allah, bila Allah nanti takdirkan, tahun depan kita akan merasakan sebuah penentuan arah,” kata Anies.
Anies kembali mengingatkan, awal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) didirikan dengan cita-cita dari para pendiri bangsa. Kata Anies, kemerdekaan RI bukan sekadar menghentikan kolonialisme. Menurutnya, kemerdekaan RI selama 77 tahun ini untuk menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
“Merdeka bukan hanya untuk menggulingkan kolonialisme. Merdeka adalah untuk menggelar keadilan bagi semuanya. Menggelar kesejahteraan bagi semua,” pungkasnya. (MLI).