LINGKAR INDONESIA (Kota Bekasi) – Membawa nama sebuah Kota dalam sebuah klub sepakbola tentunya bukan perkara mudah, terlebih nama Kota tersebut sudah kuat dan identik dengan klub yang dicintai warga Kota Bekasi seperti Persipasi dan beberapa klub lainnya yang sudah hadir di Kota Bekasi.
Hadirnya FC Bekasi City sebagai klub baru yang membawa nama Kota Bekasi diharapkan bisa berdampak terhadap semua hal yang positif bagi Kota Bekasi baik dari sisi peningkatan Pendapatan Asli Daerah, pembinaan terhadap potensi atlet pesepakbola melalui kompetisi reguler di Kota Bekasi, ataupun hal lainnya.
Salah satu anggota dewan Kota Bekasi dari komisi 3 DPRD Kota Bekasi, Komarudin menyoroti terkait sumbangsih FC Bekasi City yang sudah dua kali melakoni pertandingan di Stadion Patriot Chandrabaga Kota Bekasi. Komar mengatakan tiket pertandingan FC Bekasi City yang informasinya disebar ke publik dengan jumlah 35 ribu lembar tiket ternyata tidak berproporasi Bapenda.
“Jadi tiketnya itu tidak berproporasi Bapenda, karena memang di bukti tiketnya tidak tertera besaran harganya. Hal ini setelah saya dapatkan contoh tiketnya dari akun medsos PS Store di Slipi,” ucap Anggota Dewan dari Partai Golkar ini, Rabu (07/09/2022).
Dengan tidak tertera harga tiket pertandingan tersebut, lanjut Komar, tentu berdampak terhadap potensi lose-nya pendapatan.
“Artinya ada potensi lose PAD disitu, apalagi 35 ribu tiket penonton yang digratiskan. Misalkan harga tiket Rp.10 ribu, maka otomatis ada sekitar Rp. 1000 rupiah sebagai potensi income Pemkot Bekasi, nah jika dikali 35 ribu tiket berarti ada Rp. 35 juta yang harus dikontribusikan ke PAD Kota Bekasi,” urai Komar.
Dijelaskannya, dengan tidak adanya angka nominal yang tertera di tiket pertandingan, maka pajak pertunjukkan sebesar 10 persen untuk PAD Kota Bekasi tidak dapat diambil. Inilah yang ia maksud berpotensi lose pendapatan.
Namun demikian, Komar mengaku tetap melakukan cek and ricek terkait besaran lose pendapatan dari dua pertandingan FC Bekasi City ke Badan Pendapatan Daerah Kota Bekasi.
“Sudah ada tim kita yang nanya ke Bapenda tapi belum ada jawaban. Kita berharap ada jawaban dari Bapenda. Tapi kita tidak bisa salahkan Bapenda karena ini kan self assesment. Jadi harusnya ada inisiatif dari penyelenggara untuk melapor terkait penjualan tiket. Kita tidak menyalahkan Bapenda karena itu sudah kewajiban FC Bekasi City untuk melaporkan,” papar Komar.
Menurut Komar, jika ternyata tidak ada laporan terkait penjualan tiket dan terjadinya lose pendapatan untuk Kota Bekasi, ini berarti Manajemen FC Bekasi City tidak memahami profesionalisme penyelenggaraan even dan managemen pengelolaan klub profesional.
Selain menyoal potensi lose potensi pendapatan, Komar pun memberikan catatan kepada FC Bekasi City yang dinilainya kurang elegan dalam melakukan promosi. Klub besutan selebritis Atta Halilintar dan Putra Siregar ini menurut hematnya telah menjatuhkan nama Kota Bekasi dengan promosi nonton pertandingan dengan membagikan roti gratis.
“Ini kan bawa nama Kota yang sudah maju.. Kalau di framing-kan bagi-bagi roti gratis, sungguh memprihatinkan,” ujarnya.
Seharusnya, lanjut Komar, klub milik seorang selebritis terkenal punya konsep promosi yang lebih elegan dan mampu memantik minat penonton datang ke stadion secara bermartabat, bukan diiming-imingi sekedar roti.
Komar yang juga Manajer Kompetisi PSSI Asosiasi Kota Bekasi menyayangkan sikap FC Bekasi City yang terkesan hanya ingin membawa keuntungan dengan nama Bekasi, namun belum sedikit pun upaya FC Bekasi City dalam melakukan pembinaan sepak bola di Kota Bekasi.
“Kalau memang mau memakai Bekasi City sebagai identitas klub, maka harus melakukan langkah-langkah kongkret terhadap pembinaan sepak bola di Kota Bekasi, bukan hanya dijadikan merek dagang,” imbuhnya.
Masih menurut Komar, dampak besar jika FC Bekasi City peduli terhadap pembinaan sepakbola di Kota Bekasi, maka akan ada ikatan emosional secara spontan dari Masyarakat Kota Bekasi saat FC Bekasi City berlaga.
“Warga akan berbondong-bondong menonton pertandingan FC Bekasi City sebagai rasa terimakasih telah mengangkat pamor pembinaan sepakbola di Kota Bekasi, ” papar Komar yang ternyata juga menejabat sebagai Ketua Panitia Bekasi Super League (BSL).
Salah satu bukti konkret pembinaan yang seharusnya dilakukan FC Bekasi City, tandas Komar, dapat dibuktikan dengan keterlibatan secara langsung dalam event Bekasi Super League. (*/im)