Oleh : Ir. Sunu Pramono Budi, MM
Saya terinspirasi sebaris lagunya Ahmad Albar GOD Bless (Zona 80-an):
_”Dunia ini panggung sandiwara_
_Ceritanya mudah berubah..”_
Lihat peta sejarah penguasa di dunia. Sebelum dan sesudah tahun Masehi, sudah mulai diisi oleh Negara Super Power. Negara super power kala itu, ada Romawi di Barat dan Persia di Timur. Kemudian ada Bizantium, Daulah Islamiyyah, dan kerajaan Mongolia. Silih berganti negeri-negeri itu menguasai belahan bumi.
Peta sekarang, Barat dikuasai kelompok kapitalis. Mereka dipimpin Amerika Serikat, membuat pakta militer NATO. Timur dikuasai komunis. Awalnya dipimpin Uni Soviet. Tetapi hanya berumur kurang satu abad sudah berantakan. Kini komunis China sebagai lambang penguasa blok Timur.
Super power itu terus mencari teman dan negeri jajahan baru. Dipicu jumlah penduduk yang besar, ideologi, dan ekonomi, mereka terus mencari sumber energi baru, pangan, barang tambang, air, dan lainnya. Berbagai cara ditempuh. Diantaranya melalui infiltrasi, aneksasi, intimidasi, negosiasi, dan beraneka strategi seperti proxy war.
Hampir “dipastikan” adanya benih konflik di negeri yang belum tunduk kepada mereka, ada kaitannya dengan kepentingan super power. Misalnya, provokasi disintegrasi, sparatisme, terorisme, pembersihan etnik, konflik SARA, proxy war, dan juga jejaring narkoba.
Modusnya mudah ditebak. Ketika suatu rumah tangga negara sedang terjebak konflik, negeri itu pasti lemah, kehilangan kewaspadaan. Maka, dengan sangat mudah dipengaruhi super power. Bahkan, negeri yang tadinya aman damai, bisa diciptakan konflik. Jika dirunut ujung-ujungnya kesana juga. Kedua super power itu layaknya preman. Pandai bermain sandiwara, berlagak pilon, padahal sedang berbagi lapak.
Kita yang cinta negeri ini, jangan sampai mudah diprovokasi. Walaupun debat, beradu urat leher, dan saling menghujat itu mudah dilakukan, sebaiknya kita kendalikan. Karena biasanya berawal dari debat yang tidak sabaran, malah membawa petaka. Terlebih bagi yang bersumbu pendek. Merasa hebat. Mudah panas. Karena itu jangan asal ikutan. Jika belum piawai mengendalikan emosi, pertemanan bisa bubar.
Kita harus selalu waspada. Terus berdoa kepada Allah Tuhan Yang Maha Perkasa, agar Allah memberikan kedamaian di negeri ini.
Hmm.. dunia ini memang panggung sandiwara. (Penulis adalah Anggota Tim Pakar Pusat Kajian Manajemen Strategik)