
Lingkar Indonesia, Bak geledeg disiang bolong, tiba-tiba saja berita tersebar viral, manakala Taufik Hidayat Ketua DPRD Jabar yang baru dilantik, memukul Bambang seorang ASN Subag Perlengkapan DPRD JABAR, akibat dari ketidakpuasan Taufik Hidayat terhadap pekerjaan pagar yang tengah di kerjakan.
Kasubag Perlengkapan dan Pemeliharaan Sekretariat DPRD Jabar Bambang Nugraha Bahariamsyah SAP menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya. Langkah tersebut dilakukan Bambang setelah dirinya mengalami tindakan kekerasan dari Ketua terpilih DPRD Jabar periode 2019-2024, Brigjen TNI (purn) Taufik Hidayat.
Dikutip dari WJtoday, menunjukkan peristiwa tersebut memang betul terjadi. Salah seorang sumber yang mengetahui peristiwa tersebut membenarkan surat kronologi dan rekaman CCTV yang telah beredar di kalangan terbatas sejak Kamis (3/10/19) malam.
Menurut sumber WJtoday, surat pengunduran diri Bambang pun sudah dilayangkan ke atasannya langsung, yakni Sekretaris DPRD Jabar Toto Mohamad Toha, juga Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Daud Achmad. Surat pengunduran diri tersebut disertai pula dengan alasan dan kronologi terjadinya tindak kekerasan terhadap dirinya.
Dalam surat laporan kronologi, Bambang memaparkan peristiwa kekerasan yang menimpanya terjadi pada Selasa (1/10/19) sekitar pukul 22.40 WIB, didepan pagar Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro Kota Bandung. Saat itu, Bambang mengaku didorong dan ditampar oleh Brigjen Taufik yang kala itu masih berstatus Ketua sementara DPRD Jabar, karena baru resmi dilantik sebagai ketua definitif pada Kamis (3/10/19).
“Pendorongan kepala dilakukan sebanyak 1 kali yang dilanjutkan dengan penamparan sebanyak 1 kali,” Ujar Bambang dalam kronologi yang ditulisnya.
Peristiwa tersebut, kata Bambang, disaksikan oleh Kasubag Perencanaan dan Anggaran Dodi Sukmayana, juga 2 anggota Keamanan Dalam (Kamdal) DPRD Jabar, Arif dan Deni, serta sejumlah pekerja bangunan yang tengah memperbaiki pagar Gedung Dewan.
“Dengan perkataan kasar yang tidak sepantasnya dikatakan seorang pimpinan, misal goblog, tolol, (nama binatang) dan sebagainya,” Sambung Bambang.
Saat itu juga, ujar dia, Brigjen Taufik memerintahkannya untuk mengundurkan diri sebagai sebagai Kasubag Perlengkapan dan Pemeliharaan, “Saya diperintahkan untuk mengundurkan diri sebagai Kasubag Perlengkapan dan Pemeliharaan yang dinilai tidak cakap, tidak becus, dan tidak melaksanakan Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) dengan baik,” Jelasnya.
Bambang mengungkapkan, peristiwa tindak kekerasan tersebut bermula saat Brigjen Taufik yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Jabar tersebut bertanya kepada dirinya soal jumlah pekerja bangunan yang diperbantukan pihak DPRD Jabar untuk memperbaiki pagar Gedung Dewan yang roboh akibat aksi unjuk rasa mahasiswa yang menolak pengesahan revisi UU KPK, beberapa hari sebelumnya.
“Beliau ingin area luar pagar dicor agar para pendemo tidak bisa menaiki pagar yang mengakibatkan rubuh, dan pengecoran oleh pekerja bangunan dari beliau telah dilakukan pada tanggal 30 September 2019 dan selesai tanggal 1 Oktober 2019, hanya 4 ruas pagar dari 9 ruas pagar,” Paparnya.
Pengecoran sendiri dilanjutkan pada Selasa (1/10/19) mulai sekitar pukul 21.00 WIB, dengan personil tetap pekerja sebelumnya yang dibawa Taufik.
Karena tidak ada perintah, Bambang pun tak mempersiapkan pekerja-pekerja bangunan tambahan yang akan melakukan pengecoran.
“Tetapi sebelumnya saya sudah bertanya kepada saudara Faris sabagai ajudan beliau (Brigjen Taufik) apakah pekerja dari pihak beliau sudah cukup stay tidak? Dan saudara Faris menjawab, pekerja akan ditambah diluar pekerja yang sudah bekerja di malam sebelumnya (30 September 2019) dari pihak beliau, sehingga saya tidak mempersiapkan lagi pekerja tambahan,” Beber Bambang.
“Padahal sebelumnya sudah memerintahkan saudara Erin sebagai penyedia perbaikan pagar agar membeli bahan bangunan untuk lanjutan pengecoran luar pagar, tetapi saya cancel karena pihak Faris sudah menyanggupi penambahan jumlah pekerja,” Sambungnya.
Karena alasan itulah, akhirnya Bambang memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kasubag Perlengkapan dan Pemeliharaan Sekretariat DPRD Jabar.
“Atas kejadian tersebut, saya sebagai ASN diperlakukan secara tidak hormat, perbuatan dan perlakuan tidak menyenangkan dengan pendorongan kepala dan penamparan (perlakuan kekerasan) yang dilakukan di muka umum dan disaksikan banyak pihak. Untuk itu, secara pribadi mengundurkan diri sebagai Kasubag Perlengkapan dan Pemeliharaan Sekretariat DPRD Provinsi Jabar,” Tutup Bambang .
Soal pengunduran diri Bambang tersebut, sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, selanjutnya Sekwan sebagai atasannya, dan Sekda Jabar akan melaporkannya ke Gubernur. Untuk selanjutnya, jika Gubernur menyetujui maka akan dilakukan pergantian untuk mengisi jabatan yang ditinggalkan tersebut.
Rekaman CCTV Viral di Medsos, keterangan yang disampaikan Bambang dalam kronologinya tersebut, sesuai dengan tangkapan gambar dari kamera close circuit television (CCTV) yang dipasang di depan Gedung DPRD Jabar yang mengarah ke Jalan Diponegoro. Dalam rekaman CCTV berdurasi 38 detik yang beredar luas dan viral di media sosial tersebut, ada 2 orang mengenakan baju yang tampak berwarna putih atau mungkin cokelat. Keduanya diduga adalah Bambang dan Dodi.
Beberapa saat kemudian, berjalan menyusul mereka seseorang yang mengenakan seperti stelan safari warna gelap berpeci. Pria yang diduga Ketua DPRD Jabar tersebut tampak memeriksa pagar besi yang dilewatinya.
Berikutnya, tampak pria berpeci tersebut seperti mengucapkan kata-kata cukup keras kepada pria di hadapannya yang diduga Bambang. Sejurus kemudian, pria berbaju gelap tersebut melayangkan tangan kanannya ke arah muka pria berbaju terang, seperti gerakan dorongan atau tamparan. Beberapa detik kemudian, pria bepeci tersebut mengulangi gerakan tangannya seperti menampar.
Setelah melakukan tindakan kekerasan tersebut, pria berpeci itu meninggalkan kedua orang berbaju terang tersebut. Semua adegan kekerasan tersebut pun turut disaksikan oleh seorang lagi yang tampak berbaju warna gelap, yang diduga seorang anggota Kamdal DPRD Jabar.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari sejumlah pihak yang diduga ada dalam rekaman CCTV tersebut. Demikian pula dengan pejabat di lingkungan DPRD dan Pemprov Jabar belum memberikan konfirmasi.
Dalam pemberitaan awal, Bambang langsung mengundurkan diri, dan membuat pernyataan tidak menerima atas tindak kekerasan yang dilakukan Taufik Hidayat.
Namun sehari kemudian terjadilah perdamaian, dan menarik kembali semua pernyataan, disinyalir Bambang dipanggil Taufik Hidayat ke rumahnya, entah dengan cara apa Taufik Hidayat meredam Bambang, sehingga sikap Bambang dalam waktu sehari langsung berubah 180 derajat, menerima perlakuan tindak kekerasan Taufik Hidayat.
Dalam materi hukum pidana, semua orang sudah tahu akan Delik Umum, atau Delik Aduan, sudah barang tentu kasus Ketua Dewan bukan masuk pada delik aduan, sehingga ketika Bambang mencabut segala keberatannya, otomatis semuanya bisa selesai.
Ketua Dewan adalah pejabat publik yang harus mempertanggungjawabkan segala tindakannya kepada publik. Semua tindakan akan berimplikasi terhadap publik, apa jadinya dengan tindakan serampangan bak preman dari seorang Ketua Dewan, kita bisa membayangkan hal ini menjadi preseden buruk, terhadap semua kebijakan yang akan di ambil. Sifat buruk semacam ini, akan sangat mengganggu kinerja Dewan, dan publik berharap mempunyai Ketua Dewan yang bijaksana bukan preman.
Terhadap kelakuan Ketua Dewan semacam ini, sudah barangtentu publik dapat mengadukan, melalui Badan Kehormatan DPRD JABAR, MAHKAMAH PARTAI GERINDERA yang menaungi Taufik Hidayat, dan KEPOLISIAN RI, karena publik harus memahami bahwa Kasus Ketua Dewan bukan DELIK ADUAN, yang bisa berhenti hanya karena Bambang mencabut segala keberatannya, tapi Kasus Ketua Dewan adalah DELIK UMUM, semua infrastruktur negara wajib bertindak terhadap kelakuan “sangat buruk” seorang Ketua Dewan yang baru di lantik ini.Bak geledeg disiang bolong, tiba-tiba saja berita tersebar viral, manakala Taufik Hidayat Ketua DPRD Jabar yang baru dilantik, memukul Bambang seorang ASN Subag Perlengkapan DPRD JABAR, akibat dari ketidakpuasan Taufik Hidayat terhadap pekerjaan pagar yang tengah di kerjakan.
Kasubag Perlengkapan dan Pemeliharaan Sekretariat DPRD Jabar Bambang Nugraha Bahariamsyah SAP menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya. Langkah tersebut dilakukan Bambang setelah dirinya mengalami tindakan kekerasan dari Ketua terpilih DPRD Jabar periode 2019-2024, Brigjen TNI (purn) Taufik Hidayat.
Dikutip dari WJtoday, menunjukkan peristiwa tersebut memang betul terjadi. Salah seorang sumber yang mengetahui peristiwa tersebut membenarkan surat kronologi dan rekaman CCTV yang telah beredar di kalangan terbatas sejak Kamis (3/10/19) malam.
Menurut sumber WJtoday, surat pengunduran diri Bambang pun sudah dilayangkan ke atasannya langsung, yakni Sekretaris DPRD Jabar Toto Mohamad Toha, juga Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Daud Achmad. Surat pengunduran diri tersebut disertai pula dengan alasan dan kronologi terjadinya tindak kekerasan terhadap dirinya.
Dalam surat laporan kronologi, Bambang memaparkan peristiwa kekerasan yang menimpanya terjadi pada Selasa (1/10/19) sekitar pukul 22.40 WIB, didepan pagar Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro Kota Bandung. Saat itu, Bambang mengaku didorong dan ditampar oleh Brigjen Taufik yang kala itu masih berstatus Ketua sementara DPRD Jabar, karena baru resmi dilantik sebagai ketua definitif pada Kamis (3/10/19).
“Pendorongan kepala dilakukan sebanyak 1 kali yang dilanjutkan dengan penamparan sebanyak 1 kali,” Ujar Bambang dalam kronologi yang ditulisnya.
Peristiwa tersebut, kata Bambang, disaksikan oleh Kasubag Perencanaan dan Anggaran Dodi Sukmayana, juga 2 anggota Keamanan Dalam (Kamdal) DPRD Jabar, Arif dan Deni, serta sejumlah pekerja bangunan yang tengah memperbaiki pagar Gedung Dewan.
“Dengan perkataan kasar yang tidak sepantasnya dikatakan seorang pimpinan, misal goblog, tolol, (nama binatang) dan sebagainya,” Sambung Bambang.
Saat itu juga, ujar dia, Brigjen Taufik memerintahkannya untuk mengundurkan diri sebagai sebagai Kasubag Perlengkapan dan Pemeliharaan, “Saya diperintahkan untuk mengundurkan diri sebagai Kasubag Perlengkapan dan Pemeliharaan yang dinilai tidak cakap, tidak becus, dan tidak melaksanakan Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) dengan baik,” Jelasnya.
Bambang mengungkapkan, peristiwa tindak kekerasan tersebut bermula saat Brigjen Taufik yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Jabar tersebut bertanya kepada dirinya soal jumlah pekerja bangunan yang diperbantukan pihak DPRD Jabar untuk memperbaiki pagar Gedung Dewan yang roboh akibat aksi unjuk rasa mahasiswa yang menolak pengesahan revisi UU KPK, beberapa hari sebelumnya.
“Beliau ingin area luar pagar dicor agar para pendemo tidak bisa menaiki pagar yang mengakibatkan rubuh, dan pengecoran oleh pekerja bangunan dari beliau telah dilakukan pada tanggal 30 September 2019 dan selesai tanggal 1 Oktober 2019, hanya 4 ruas pagar dari 9 ruas pagar,” Paparnya.
Pengecoran sendiri dilanjutkan pada Selasa (1/10/19) mulai sekitar pukul 21.00 WIB, dengan personil tetap pekerja sebelumnya yang dibawa Taufik.
Karena tidak ada perintah, Bambang pun tak mempersiapkan pekerja-pekerja bangunan tambahan yang akan melakukan pengecoran.
“Tetapi sebelumnya saya sudah bertanya kepada saudara Faris sabagai ajudan beliau (Brigjen Taufik) apakah pekerja dari pihak beliau sudah cukup stay tidak? Dan saudara Faris menjawab, pekerja akan ditambah diluar pekerja yang sudah bekerja di malam sebelumnya (30 September 2019) dari pihak beliau, sehingga saya tidak mempersiapkan lagi pekerja tambahan,” Beber Bambang.
“Padahal sebelumnya sudah memerintahkan saudara Erin sebagai penyedia perbaikan pagar agar membeli bahan bangunan untuk lanjutan pengecoran luar pagar, tetapi saya cancel karena pihak Faris sudah menyanggupi penambahan jumlah pekerja,” Sambungnya.
Karena alasan itulah, akhirnya Bambang memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kasubag Perlengkapan dan Pemeliharaan Sekretariat DPRD Jabar.
“Atas kejadian tersebut, saya sebagai ASN diperlakukan secara tidak hormat, perbuatan dan perlakuan tidak menyenangkan dengan pendorongan kepala dan penamparan (perlakuan kekerasan) yang dilakukan di muka umum dan disaksikan banyak pihak. Untuk itu, secara pribadi mengundurkan diri sebagai Kasubag Perlengkapan dan Pemeliharaan Sekretariat DPRD Provinsi Jabar,” Tutup Bambang .
Soal pengunduran diri Bambang tersebut, sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, selanjutnya Sekwan sebagai atasannya, dan Sekda Jabar akan melaporkannya ke Gubernur. Untuk selanjutnya, jika Gubernur menyetujui maka akan dilakukan pergantian untuk mengisi jabatan yang ditinggalkan tersebut.
Rekaman CCTV Viral di Medsos, keterangan yang disampaikan Bambang dalam kronologinya tersebut, sesuai dengan tangkapan gambar dari kamera close circuit television (CCTV) yang dipasang di depan Gedung DPRD Jabar yang mengarah ke Jalan Diponegoro. Dalam rekaman CCTV berdurasi 38 detik yang beredar luas dan viral di media sosial tersebut, ada 2 orang mengenakan baju yang tampak berwarna putih atau mungkin cokelat. Keduanya diduga adalah Bambang dan Dodi.
Beberapa saat kemudian, berjalan menyusul mereka seseorang yang mengenakan seperti stelan safari warna gelap berpeci. Pria yang diduga Ketua DPRD Jabar tersebut tampak memeriksa pagar besi yang dilewatinya.
Berikutnya, tampak pria berpeci tersebut seperti mengucapkan kata-kata cukup keras kepada pria di hadapannya yang diduga Bambang. Sejurus kemudian, pria berbaju gelap tersebut melayangkan tangan kanannya ke arah muka pria berbaju terang, seperti gerakan dorongan atau tamparan. Beberapa detik kemudian, pria bepeci tersebut mengulangi gerakan tangannya seperti menampar.
Setelah melakukan tindakan kekerasan tersebut, pria berpeci itu meninggalkan kedua orang berbaju terang tersebut. Semua adegan kekerasan tersebut pun turut disaksikan oleh seorang lagi yang tampak berbaju warna gelap, yang diduga seorang anggota Kamdal DPRD Jabar.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari sejumlah pihak yang diduga ada dalam rekaman CCTV tersebut. Demikian pula dengan pejabat di lingkungan DPRD dan Pemprov Jabar belum memberikan konfirmasi.
Dalam pemberitaan awal, Bambang langsung mengundurkan diri, dan membuat pernyataan tidak menerima atas tindak kekerasan yang dilakukan Taufik Hidayat.
Namun sehari kemudian terjadilah perdamaian, dan menarik kembali semua pernyataan, disinyalir Bambang dipanggil Taufik Hidayat ke rumahnya, entah dengan cara apa Taufik Hidayat meredam Bambang, sehingga sikap Bambang dalam waktu sehari langsung berubah 180 derajat, menerima perlakuan tindak kekerasan Taufik Hidayat.
Dalam materi hukum pidana, semua orang sudah tahu akan Delik Umum, atau Delik Aduan, sudah barang tentu kasus Ketua Dewan bukan masuk pada delik aduan, sehingga ketika Bambang mencabut segala keberatannya, otomatis semuanya bisa selesai.
Ketua Dewan adalah pejabat publik yang harus mempertanggungjawabkan segala tindakannya kepada publik. Semua tindakan akan berimplikasi terhadap publik, apa jadinya dengan tindakan serampangan bak preman dari seorang Ketua Dewan, kita bisa membayangkan hal ini menjadi preseden buruk, terhadap semua kebijakan yang akan di ambil. Sifat buruk semacam ini, akan sangat mengganggu kinerja Dewan, dan publik berharap mempunyai Ketua Dewan yang bijaksana bukan preman.
Terhadap kelakuan Ketua Dewan semacam ini, sudah barangtentu publik dapat mengadukan, melalui Badan Kehormatan DPRD JABAR, MAHKAMAH PARTAI GERINDERA yang menaungi Taufik Hidayat, dan KEPOLISIAN RI, karena publik harus memahami bahwa Kasus Ketua Dewan bukan DELIK ADUAN, yang bisa berhenti hanya karena Bambang mencabut segala keberatannya, tapi Kasus Ketua Dewan adalah DELIK UMUM, semua infrastruktur negara wajib bertindak terhadap kelakuan “sangat buruk” seorang Ketua Dewan yang baru di lantik ini.W/i – 022
#Repost #latepost https://jabaronline.com/regional/bandung/pemukulan-oleh-ketua-dpdr-jawa-barat-ir-djefry-delik-umum/https://jabaronline.com/regional/bandung/pemukulan-oleh-ketua-dpdr-jawa-barat-ir-djefry-delik-umum/