Oleh: Imam Trikarsohadi)*

Rahasia malam dalam kesendirian adalah jarak terdekat kita dengan Sang Maha segalanya, sebab itu ada kedamaian dan kekuatan. Ketika jarak sedang begitu dekat, maka terlalu remeh – temeh jika terus mengurusi yang fisik, momen itu akan jauh lebih dasyat jika dimanfaatkan untuk hal ihwal yang non fisik, sebab   rahasia malam adalah rahasia tentang bagaimana sebuah kehidupan mengambil sumber kekuatannya yang maha dahsyat.

Rahasia malam bagi orang-orang yang mendekatkan diri kepada Sang Khalik tak sekedar terletak pada sumber energi kehidupan lahiriyahnya. Dengan tidur nyenyak atau istirahat panjangnya. Ada yang lebih penting dilakukan ketika Tuhan turun ke langit bumi lalu memberi kesempatan kepada hamba-hamba-Nya, untuk memohon dan mengadu dalam kesendirian yang murni, berdua dengan-Nya.

Sebab itu, mereka yang sedikit sekali tidur di waktu malam dan senantiasa memohon serta mengadu dalam kesendirian yang murni adalah orang-orang yang bahagia. Sebab apa? Karena mereka menyudahi  periode ‘tidur nyenyak’ yang acapkali tanpa mimpi indah, dan menggantinya dengan jiddiyah untuk mengadakan taghyir dan jihad.

Untuk itu qiyamul lail menjadi sarana kesungguhan, perubahan dan perbaikan, karena ia dapat mendekatkan diri kepada Sang Pemilik Mutlak Kehidupan, mencegah dari dosa, menghapus kesalahan-kesalahan, dan mengusir penyakit dari tubuh.

Ada begitu banyak keistimewaan dan privelese yang dijanjikan, sebab itu qiyamul lail tidaklah ringan bagi kebanyakan orang, perlu semangat, tekad dan perjuangan didalamnya. Ada begitu banyak penggoda menghadang dalam setiap upaya bermunajat, karena disitulah pusat  keihklasan dan pengkabulan hal ihwal.

Siang hari memang memberi kita begitu banyak penghidupan. Namun sebenarnya, malam lah yang memberi kita kehidupan. Dalam damainya yang menembus kalbu. Atau sunyinya yang tulus. Saat tak ada desah angin dan lambaian dedaunan. Di sinilah rahasia itu. Pada sepertiga terakhir dari sepotong malam. Itulah kehidupan.

Pada penghujung malam adalah saat terbaik memburu sumber kehidupan. Sebab, pemaknaan malam dari sisi ini memberi kita ruang pengaduan yang sangat luas tanpa batas, tapi dengan kepastian yang sangat terjanjikan.

Luas, sebab Tuhan membuka pengabulan itu tanpa membatasi jenis permintaannya. Terjanjikan, sebab dengan turun ke langit bumi, Tuhan memberi keistimewaan lain. Bahwa itulah saat paling dekat bagi Tuhan dengan hamba-Nya.

Sepertiga malam terakhir itu benar-benar potongan waktu yang sungguh-sungguh lain. Di sana sebuah seremoni teramat sakral mendapatkan waktunya. Tidak lama. Tetapi begitu kuat meninggalkan bekas. Di sana ada rahasia, ada kekuatan, dan sumber kehidupan.

Rahasia ini tak akan bisa dirasakan kecuali dicoba dan dicoba. Mata air kehidupan di ujung malam adalah dunia nyata di tengah samudera mimpi orang-orang yang terlelap hingga pagi, atau bergelimang dosa hingga matahari jauh meninggi.(*).

 

Bagikan:

Tinggalkan Balasan